benuanta.co.id, TARAKAN – Jelang akhir tahun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang melakukan perjalanan atau mudik untuk liburan Natal dan tahun baru (Nataru) tetap waspada curah hujan tinggi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Tarakan, M. Sulam Khilmi melihat fenomena liburan akhir tahun dengan cuaca di Indonesia khusnya Kaltara yang mengalami curah hujan apalagi dibarengi dengan naiknya permukaan air laut atau biasa disebut banjir rob.
“Curah hujan di Desember masih tinggi jadi kami minta masyarakat tetap waspada juga cermati di awal bulan hijriah dan pertengahan bulan hijriah. Di sana juga ada potensi naiknya permukaan air laut atau banjir rob apalagi dipadu dengan curah hujan tinggi ini kan lebih parah,” ujarnya, Jumat (20/12/2024).
Banjir rob sendiri merupakan salah satu akibat dari global warming. Ia menegaskan perubahan iklim merupakan hal yang nyata. Mulai tahun 1800-an bumi sudah mengalami kenaikan suhu satu derajat yang berdampak pada es dibumi mulai mencair. Hal ini dibuktikan dengan luas salju abadi di Indonesia yang berada di puncak Gunung Jayawijaya, Papua kini memiliki luas lebih kecil dari lapangan sepak bola.
Ia menjelaskan saat permukaan air laut semakin naik maka banjir rob semakin tinggi. Selain itu, setiap tahun banjir rob akan semakin tinggi selain disebabkan oleh perubahan iklim, ada faktor lain yang mempengaruhi seperti aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup.
“Kami sudah membuat proyeksi yang akan disampaikan akhir tahun. Sampai tahun 2045 suhu bumi kalau tidak ada upaya untuk mencegah kenaikan suhu bumi akan memicu frekuensi cuaca ekstrem yang mengakibatkan bencana alam. Ada banjir, tanah longsor, kalau cuaca panas dapat menyebabkan karhutlah. Ini tentu akan berdampak pada kehidupan karena perubahan iklim,” jelasnya.
“Tentu kami sudah menyampaikan dengan data namun, untuk menggerakan itu kami tidak punya kemampuan karena ini terkait dengan kesadaran. Tetapi kita juga tetap berupaya,” tutupnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa