Pemkab Berau Dukung Kampanye Penurunan Stunting Bersama Komunitas dan Genre

benuanta.co.id, BERAU – Bertempat dalam ruang Balai Mufakat, Bupati Berau Sri Juniarsih dalam hal ini di wakili oleh Staf Ahli Bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Jaka Siswanta turut menghadiri acara pertemuan Generasi Berencana (Genre) dan bersama Komunitas lainnya yakni ikut mendukung kampanye percepatan penurunan stunting.

“Stunting memang butuh digelorakan karena generasi muda kita mendatang adalah generasi penerus. Jadi jangan sampai anak kita yang tumbuh stunting,” ucapnya, Rabu (5/4)

Dijelaskannya pemerintah kabupaten (Pemkab) Berau tahun ini sangat optimis mampu mencegah dan menurunkan kasus stunting.

Baca Juga :  Proyek Pembangunan RSUD Tanjung Redeb Baru 34 Persen

“Sesuai keputusan bupati Berau nomor 199 tahun 2022 dan penetapan kelurahan dan kampung lotus stunting. Dan terbukti tahun 2022 stunting kita turun signifikan,” bebernya.

Namun Jaka menegaskan yang menjadi perhatian bersama oleh Pemkab Berau dan organisasi serta generasi berencana ke depan yakni menurunkan kebutuhan pelayanan keluarga berencana.

“Sebagai salah satunya yaitu dengan memperbanyak serta memanfaatkan untuk pelayanan KB. Yang melibatkan berbagai sektor mitra terkait,” bebernya.

Baca Juga :  Tinjau Kawasan Tepian Ahmad Yani, Bupati Berau: Lebih Rapi

Tak hanya itu, untuk mencapai bonus demografi di Kabupaten Berau pada masa mendatang, pihaknya mengajak para komunitas dan Genre lakukan peningkatan status gizi anak

“Ibu dan remaja seperti kita ketahui bersama kabupaten Berau sangat kaya akan hasil perairan dan perkebunan yang tentu saja saya berharap jangan sampai Keluarga kita ada yang stunting bukan hanya karena kekurangan makanan juga bisa dari pola hidup kita,” tuturnya.

Dengan demikian pihaknya berharap melalui penekanan pernikahan usia dini adalah salah satu upaya cegah kasus kanker serviks dan stunting.

Baca Juga :  Bupati Sri Ingin Masyarakat Tingkatkan Semangat Gotong Royong

“Karena penyebabnya bisa komplikasi kehamilan bahkan bisa berisiko kematian karena faktor ketidaksiapan organ reproduksi remaja perempuan ketika terjadi gangguan kehamilan dan pernikahan dini bisa dapat mengganggu dampak pada kesejahteraan keluarga atau KDRT,” pungkasnya.(*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Ramli

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2653 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *