benuanta.co.id, NUNUKAN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), menyerahkan 100.000 pohon bibit cabai kepada masyarakat di Nunukan, Rabu (2/11/2022).
Penyerahan bibit itu dihadiri oleh Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, Kepala Dinas DPKP kaltara Heri Rudiyono, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Nunukan, Asmar. Soal polemik kearifan lokal, Asmar, Komandan Kodim 0911 Nunukan Letkol Inf Albert Frantesca, Ketua DPRD Nunukan Hj Rahma Leppa, dan Kepala DPKP Nunukan, Muhktar.
Kepala Dinas DPKP Kaltara, Heri Rudiyono, mengatakan Pemprov Kaltara sudah meluncurkan gerakan penanaman 1 juta pohon cabai yang tersebar di empat Kabupaten satu Kota. Sebagian sudah ditanam dan ada yang baru diserahkan.
“Penyerahan bibit cabai ini dalam rangka pengendalian inflasi di daerah,” kata Heri Rudiyono, kepada benuanta.co.id.
Alasannya, bibit cabai diberikan dalam rangka pengendalian inflasi di Kaltara lantaran melihat komoditi cabai yang begitu mahal. Harganya bisa mencapai Rp. 200 ribu perkilogram, jika masyarakat melakukan penanaman satu atau dua pohon saja di perkarangan rumah, setidaknya tidak lagi membeli cabai.
Terpisah Bupati Nunukan Hj Asmin Laura hafid, menyampaikan harapannya agar 100.000 bibit cabai yang dibagikan kepada masyarakat bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Untuk mengendalikan harga cabai di pasaran, maka kita harus bisa memastikan hasil panen petani mampu memenuhi kebutuhan. Selama ini, ada dua cara yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi cabai, yaitu melalui intensifikasi dan ekstensifikasi,” jelasnya.
Intensifikasi dilakukan dengan cara pemanfaatan benih yang baik, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama terpadu, dan manajemen pasca panen. Sedangkan ekstensifikasi dilakukan dengan cara penambahan luas dan jumlah tanaman.
“Dari bibit-bibit yang ditanam itu harapannya setiap rumah tangga tidak perlu lagi membeli cabai di pasar, sehingga muaranya harga akan stabil, dan inflasi bisa terkendali,” ujarnya.
Tidak hanya itu, jika hasil panen melimpah tak menutup kemungkinan cabai-cabai itu dijual ke pasar. Apalagi selama ini harga cabai bisa tembus hingga Rp 200 ribu per kilogram, terutama saat perayaan hari-hari besar keagamaan.
“Saya berharap kepada masyarakat yang mendapat bantuan bibit cabai agar memeliharanya dengan baik, supaya kita tidak terus menerus bergantung dengan cabai dari luar daerah,” tandasnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Yogi Wibawa