benuanta.co.id, BULUNGAN – Masuki triwulan 2 tahun 2022, ekonomi yang terjadi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami pertumbuhan sebesar 4,91 persen. Perekonomian Kaltara triwulan 2 tahun 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 30,38 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 16,38 triliun.
Plt Kepala BPS Kaltara Slamet Romelan pertumbuhan ekonomi Kaltara disebabkan tumbuhnya hampir semua lapangan usaha (Lapus), kecuali lapangan usaha konstruksi, administrasi pemerintahan dan jasa kesehatan yang mengalami kontraksi.
“Lapus kontruksi mengalami kontraksi sebesar sebesar 3,96 persen, administrasi pemerintahan sebesar 1,60 persen dan jasa kesehatan sebesar 0,87 persen,” ujar Slamet Romelan kepada benuanta.co.id, Jumat 5 Agustus 2022.
Dia mengatakan lapus pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 2,04 persen, hal itu tumbuh karena didukung pertumbuhan pada beberapa sub lapus pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian tumbuh 6,07 persen dan perikanan tumbuh 8,78 persen.
“Dari sub lapus perikanan secara umum produksi perikanan meningkat. Perikanan tangkap laut meningkat, karena Kota Tarakan yang menyumbang 50 persen penangkapan laut melakukan penambahan armada sebanyak 15 kapal yang sebelumnya tidak beroperasi,” tuturnya.
Produksi budidaya perikanan didominasi produksi rumput laut meningkat dari triwulan pertama sebesar 153 ribu menjadi 198 ribu ton pada triwulan kedua, dimana kenaikan produksi dipengaruhi musim.
“Pada April Juli curah hujan menurun sehingga aktivitas budidaya rumput laut meningkat,” bebernya.
Lapus pertambangan dan penggalian tumbuh 8,63 persen, dia menjelaskan tumbuhnya lapus pertambangan dan penggalian juga dipengaruhi oleh sub lapus lainnya diantaranya pertambangan batubara dan lignit tumbuh 10,40 persen, pertambangan bijih logam tumbuh 8,66 persen serta pertambangan dan penggalian lainnya tumbuh 7,58 persen.
“Terjadi peningkatan produksi batubara sekitar 5 persen ini dari kuota produksi 8,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Tingginya permintaan ekspor batubara di India lebih dari 100 juta US$ selain itu batubara Kaltara juga di ekspor ke Jerman,” sebutnya.
Slamet Romelan menyebutkan pada lapus industri pengolahan tumbuh 3,37 persen, itu didorong oleh industri kulit tumbuh 6,31 persen, industri makanan dan minuman tumbuh 10,02 persen, industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh 12,66 persen.
“Pada sub lapus industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh karena adanya peningkatan permintaan jelang Idul Fitri, tentunya perayaan lebih semarak dibandingkan tahun lalu yang masih kondisi pandemi Covid-19,” bebernya.
Pada lapus perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda tumbuh 10,43 persen. Perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya tumbuh 10,11 persen, perdagangan bedar dan eceran, bukan mobil dan sepeda tumbuh 10,46 persen.
“Data penjualan kendaraan tumbuh terlihat dari kendaraan roda 2 tumbuh sebesar 43,89 persen dan kendaraan roda 4 tumbuh 37,87 persen,” papar Slamet Romelan.
Sementara untuk lapus konstruksi pada triwulan kedua terkontraksi sebesar 3,96 persen. Hal ini didukung oleh fokus pembangunan di Kaltara hingga akhir Juni 2022 masih banyak pada perbaikan infrastruktur jalan dan pembebasan lahan.
“Aktivitas perbaikan jalan meliputi peningkatan maupun pembuatan jalan baru. Sementara pada aktivitas konstruksi gedung masih dalam tahap pelelangan dan kontrak, sehingga belum memberikan kontribusi yang kuat,” terangnya.
Untuk lapus transportasi dan pergudangan tumbuh 7,80 persen, ini didukung oleh usaha angkutan darat tumbuh 7,31 persen, angkutan laut tumbuh 7,18 persen, ASDP tumbuh 7,59 persen, angkutan udara tumbuh 5,67 persen dan jasa penunjang angkutan tumbuh 10,32 persen.
“Aktivitas transportasi udara meningkat didorong adanya penambahan maskapai yang masuk ke Kaltara yakni Citilink. Lalu cuti bersama hari raya Idul Fitri meningkatkan arus penumpang speedboat,” ungkapnya.
Kemudian pada lapus akomodasi makanan dan minuman tumbuh sebesar 10,94 persen didukung pertumbuhan pada sub lapangan usaha penyediaan akomodasi sebesar 12,41 persen dan penyediaan makan minum sebesar 10,52 persen. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli