benuanta.co.id, TARAKAN – Resiko bencana tanah longsor di Kota Tarakan, dinilai masih terus menghantui hingga saat ini. Ihwal posisi bangunan, tipologi tanah dan cuaca ekstrem menjadi atensi penuh dari Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan.
Ancaman longsor di bumi Paguntaka dikatakan BPBD kerap terjadi dengan beberapa faktor.
“Ancaman longsor cukup banyak dilaporkan ke BPBD. Hal itu dipicu lantaran nilai tutupan lahan saat ini sangat minim alias terbuka. Didukung dengan tipologi tanah yang berpasir, sehingga mudah larut,” ucap Kepala Seksi Pencegahan BPBD Tarakan, Budi Soenjoto kepada benuanta.co.id, Senin (11/4/2022).
BPBD menguraikan beberapa faktor yang dapat diantisipasi oleh masyarakat yang bermukim di lereng-lereng potensi longsor.
Diantaranya menurut BPBD yaitu cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang dapat berpotensi longsor.
“Apalagi bila rumah tidak disertai dengan kontruksi memadai. Kemudian bila sebuah rumah tidak memiliki saluran air yang membuat aliran air lancar disaat curah hujan tinggi, maka juga berpotensi longsor,” tambahnya.
BPBD menguraikan salah satu staretegi pencegahan bagi masyarakat yakni membangun saluran air yang menjadi alternatif hempasan air.
“Ditambah lagi tidak banyak yang melakukan penghijauan, sehingga itu pemicu juga. Kalau BPBD sering memberikan imbauan berupa rambu-rambu peringatan di kawasan tertentu, yang terkait dengan longsor maupun resiko lainnya,” terang dia.
Pihaknya memastikan akan selalu berpartisipasi dalam upaya penanggulangan kejadian awal untuk meminimalisir korban.
“Sebaiknya warga yang bermukim di lereng-lereng, ketika cuaca ekstrem sebaiknya berhuni di kediaman keluarga atau kerabat yang aman,” tutup Budi. (*)
Reporter: Kristianto Triwibowo
Editor: Matthew Gregori Nusa