TARAKAN – Cuaca buruk belakangan ini dengan intensitas hujan tinggi mengakibatkan harga cabai meroket. Sabtu (06/03/2021) pagi, di pasar tradisional Gusher Tarakan , harga cabai rawit merah mencapai Rp 130 ribu rupiah per kilogram. Melambungnya harga cabai terjadi sejak dua hari terakhir.
Bahkan pada Jum’at (05/03/2021) kemarin harga cabai rawit merah tembus Rp 150 ribu rupiah, harga tersebut merupakan kenaikan harga cabai tertinggi sejak akhir tahun. Sejumlah pedagang mengaku kenaikan harga cabai hanya terjadi pada jenis cabai rawit.
Salah satu pedagang Supi mengungkapkan, kemungkinan besar kenaikan harga cabai ini dikarenakan curah hujan tinggi mengakibatkan petani gagal panen. Karena cabai tidak bisa di tumpuk terlalu lama.
‘’Kami menggunakan 2 jenis cabai untuk di jual, dari lokal atau daerah tarakan serta luar daerah yang di angkut melalu kapal, biasanya dari Palu dan sekitarnya,’’ ujar Supi kepada benuanta.co.id, Sabtu (06/02/2021).
Dari hasil wawancara dengan bermacam pedagang di sana mulai dari cabai rawit putih naik dari 60 ribu menjadi 80 ribu rupiah per kilogram, cabai rawit hijau dari 90 ribu rupiah menjadi 110 ribu rupiah per kilogram.
Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai rawit merah, dari 50 ribu menjadi 150 ribu rupiah per kilogram dalam 4 bulan terakhir.
Ratnawati, seorang konsumen yang biasa membuat sambel untuk makan bersama keluarganya mengatakan, harga cabai mahal membuatnya cukup mengeluhkan harga cabai tersebut.
“Pasti kita keberatan dengan harga segitu, kalau bisa pemerintah turun tangan kasi normal harga cabai ini,” jelasnya.
Saat ini pasokan cabai rawit merah tidak menentu dari tengkulak per hari dengan di tambah dari luar daerah.
Sementara harga sejumlah jenis cabai lainnya yakni cabai merah besar dan cabe merah keriting relatif stabil berkisar 60 ribu hingga 80 ribu rupiah per kilogram. Para pedagang memperkirakan harga cabai akan kembali normal jika pasokan lancar seiring berakhirnya musim hujan.(*)
Reporter: Reza Munandar
Editor: Ramli
