TARAKAN – Terbitnya edaran Walikota Tarakan terhadap 7 tahapan pelonggaran PSBB, sekaligus pematangan langkah menuju fase new normal life di Tarakan, akan kembali menormalkan berbagai sektor wisata. Seperti restoran, kafe, bar, hingga gym sudah kembali diperbolehkan beroperasi pada 15 Juni mendatang. Namun, dengan catatan pelaku bisnis wajib patuh menjalankan protokol kesehatan sesuai jenis usahanya.
Sejalan dengan aturan pemerintah tersebut, Jefri pengelola sekaligus pemilik tempat wisata kolam renang dan restoran The Bais Hills Pantai Amal Baru, yang digadang-gadang bakal mengalami lonjakan pengunjung ini telah menyiapkan prosedur kesehatan. Salah satunya wajib mencuci tangan, dan tes suhu badan sebagai syarat pengunjung untuk bisa masuk.
“Kalau tidak cuci tangan dan dites suhu badannya tinggi, kita tidak bolehkan masuk,” ujar Jefri kepada benuanta.co.id, Ahad (7/6/2020).
Menyulap lahan gosong akibat kebakaran hutan yang terjadi belasan tahun silam untuk dibangun lokasi wisata, dan menggunakan nama yang sama dengan semboyan Kota Tarakan, selama 17 tahun mengelola The Bais Hills, Jefri mengatakan selalu menjaga kebersihan usaha wisata miliknya secara berkala, sehabis beragam kegiatan dilangsungkan.
Utamanya hal yang menyangkut kesehatan orang banyak. Sebab, pengusaha berdarah Manado-Tionghoa ini tak ingin ada celah bagi orang sakit atau berpotensi menularkan virus yang menyerang sistem pernapasan ini terhadap pengunjung lainnya. “Saya kan pasti terima uang orang. Otomatis saya juga harus jaga kesehatan orang,” katanya.
Lebih dalam ia juga menjelaskan, setiap harinya rutin melakukan perawatan test kit yang berfungsi menjaga kolam renangnya terbebas dari virus, jamur, atau bakteri pathogen. Termasuk kestabilan kandungan kimiawi air kolam, agar tetap dalam batas aman dan nyaman untuk tubuh.
“Setiap hari kita tes kit dan yang monitor orang dari Belanda. Karena jika air tidak bagus kita tidak jual, Bais pasti kita tutup sementara karena PH air harus normal buat dijual,” jelasnya.
“Juga air di kolam ini berganti terus, kita ada mesin dibawah sehingga sirkulasi air terjaga. Agar tidak ada virus dan lain-lain di dalamnya,” tambahnya.
Selama tiga bulan tak dioperasikan untuk umum, lantaran mengikuti kebijikakan pemerintah terhadap penerapan PSBB, Ia pun menerangkan, penerapan protokol pencegahan lain, seperti jarak antar meja pengunjung juga sudah dilakukannya.
“Sudah kita siapkan juga, itu meja jaraknya jauh-jauh. Satu meter setegah dari satu meja ke meja lain, dan saya kira masyakarat juga sudah cerdas lah, menjaga kebersihan dan kesehatan diri masing-masing. Tapi jangan main-main juga ini masalah Covid, think twice bro,” tandasnya.(*)
Reporter : Yogi Wibawa
Editor : M. Yanudin