TANA TIDUNG – Munculnya pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) di Indonesia yang semakin meningkat, menjadi ketakutan seluruh masyarakat tak terkecuali para mahasiswa Tana Tidung. Di tengah bahaya covid-19 yang terus mengancam keselamatan, justru jauh dari kedua orang tua.
Beberapa Mahasiswa asal Tana Tidung yang menempuh pendidikan di luar daerah, kebinggungan apakah harus pulang ke kampung halaman (KTT) atau bertahan di tengah kekhawatiran. Sedangkan beberapa wilayah mulai membatasi arus keluar masuknya manusia seiring kasus pasien positif Covid-19 di daerah-daerah lain makin bertambah.
“Beberapa mahasiswa dilema apakah harus pulang dengan segala konsekuensi atau bertahan,” ujar Agustinus Yantul, salah satu mahasiswa Tana Tidung yang berkuliah di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Agustinus mengatakan, meski proses perkuliahan di kampus terus berjalan dengan cara daring, namun hal itu tak membebaskan mereka dari masalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dikarenakan sejak diberlakukannya pembatasan aktivitas masyarakat oleh pemerintah, penghasilan orang tua mereka di kampung pun turut menipis bahkan tidak ada penghasilan.
“Di lain sisi, mereka juga sadar, kalau harus pulang tentu konsekwensinya besar. Kita tidak tau apakah di tengah perjalanan pulang Covid-19 menjangkiti atau tidak, dan membawa masuk ke daerah,” ujarnya.
Agustinus menyebutkan, situasi ini tak hanya dialami mahasiswa Tana Tidung di satu daerah saja. Mahasiswa di daerah lainpun merasakan hal yang sama.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Tana Tidung (KTT) harus tanggap terkait hal ini dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi mahasiswa asal Tana tidung. Karena persoalan ini menyangkut keterlanjutan pendidikan dari para pewaris bangsa terkhusus putra putri masa depan KTT.
“Pemerintah Kabupaten Tana Tidung harus mencari solusi, dengan mendata berapa jumlah mahasiswa asal Tana tidung yang ada di luar daerah dan memberikan bantuan dana sampai berakhirnya Covid-19. Ini bisa menjadi satu solusi untuk memutus rantai peyebaran Covid-19 di Kabupaten Tana Tidung yang masih zona hijau serta menjawab kegelisahan dari para mahasiswa asal KTT,” ujar Agustinus Yantul.(*)
Editor: M. Yanudin