TANJUNG SELOR – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kaltara kembali melaksanakan rukyatul hilal atau observasi hilal penentuan awal puasa. Pemantauan hilal ini dilaksanakan di gunung KNPI Jalan Agatis, Kelurahan Tanjung Selor Hilir.
“Setelah kita lakukan rukyatul hilal, karena awan begitu tebal maka hilal di Kaltara tidak terlihat bulan baru,” ungkap Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kaltara Suriansyah kepada benuanta.co.id, Kamis 23 April 2020.
Secara perhitungan astronomi atau ilmu falak, bulan baru sudah di angka 3 derajat ke atas. Artinya awal puasa sudah dapat dilaksanakan pada esok harinya, hanya saja pihaknya masih menunggu keputusan sidang isbat para ulama di pusat.
“Hasil pengamatan tadi tetap dilaporkan kepada Kemenag RI, bagaimanapun melihat tidak melihat tetap melaporkan,” ucapnya.
Tak hanya Kaltara, daerah mana saja di seluruh Indonesia dikumpulkan. Siapa pun yang melihat hilal walaupun satu dengan mata telanjang, setelah itu disumpah dan ada saksi. Maka sudah menjadi dasar untuk pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1441 hijriah.
“Para ulama sudah sepakat bulan Islam itu 29 atau 30 hari. Kalau tadi misalnya tadi dilihat di bawah 2 derajat, atau bulan tidak muncul, sesuai hadis Rasulullah biasanya menggenapkan 30 hari,” jelasnya.
Dirinya mengimbau masyarakat tetap menyemarakkan bulan Ramadan dengan siar-siar agama. Tapi sedikit berbeda teknisnya, biasanya di luar atau di lapangan dengan acara tablig akbar dan di masjid.
Maka sekarang dialihkan ke rumah masing-masing, itu sesuai anjuran pemerintah dan ulama agar menghindari titik kumpul dengan akumulasi orang banyak. “Kita berharap semua belajar, beribadah, sahur, tadarus Alquran dan tarawih di rumah saja,” ujarnya.
“Ini juga menjadi pembelajaran, bahwa setiap laki-laki akan menjadi imam di rumah tangganya. Kesempatan bagi setiap laki-laki di rumah menjadi imam bagi keluarganya,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Tanjung Harapan Muhammad Sulam Khilmi mengatakan, kondisi cuaca di ufuk cakrawala berawan. Pemantauan dilaksanakan dari pukul 17.00 wita, diperkirakan hingga pukul 20.00 wita masih berawan tebal maka tidak bisa melaksanakan rukyatul hilal.
“Ini tidak kelihatan karena tertutup awan, tapi secara perhitungan pada saat matahari terbenam ketinggian hilal ini sudah di angka 3 derajat 5 menit 95 detik,” sebutnya. Maka sudah memasuki bulan baru, umur bulan ketika matahari tenggelam di ufuk barat sudah 6 jam. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: M. Yanudin