TARAKAN – Tidak hanya masyarakat biasa, tokoh hingga akademisi juga punya pandangan khusus terhadap kiprah dr H Jusuf Serang Kasim (JSK) dalam pembangunan. Di mata Dr Ana misalnya, JSK adalah sosok yang visioner dan memiliki dedikasi tinggi terhadap pembangunan di daerah. Terutama saat Jusuf SK menjabat selama 2 periode sebagai Wali Kota Tarakan.
Tidak hanya itu, JSK dinilai cerdas dalam berpikir. Walaupun secara usia sudah tidak muda lagi, namun hal itu bukanlah hambatan karena yang dibutuhkan adalah cara berpikir dan cara kerjanya. “Mahathir Muhammad usia tidak masalah, tetap juga masih punya visi yang bagus bekerja yang bagus. Malah dipilih oleh rakyatnya di sana. Karena bukan dilihat dari usianya, tapi dilihat dari cara berpikir dan kerjanya, dan cara pandangnya,” ungkap dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tarakan ini kepada Koran Benuanta.
Menurut Dr Ana, selama menjadi Wali Kota Tarakan, banyak hal yang dikerjakan JSK. Bahkan, hingga saat ini hasil kerjanya masih disaksikan dan dirasakan, seperti Kawasan Konservasi Hutan Mangrove dan Bekantan (KKMB) di Jalan Gajah Mada, Kampus Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan masih banyak pembangunan lainnya.
“Kemudian taman Oval di Ladang, Marconi. Itu semua peninggalan kerja beliau hingga akhirnya Tarakan bisa memiliki hal yang membanggakan hingga sekarang. Walaupun mangrove bukan kewenangan Pemkot, itu peninggalan pemikiran beliau. Taman Anggrek juga,” jelasnya.
Secara pribadi, Dr Ana mengaku, JSK adalah sosok inspiratif bagi bangsa. Banyak prestasi yang telah ditorehkannya. Buah dari pemikirannya banyak bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi bagi dunia pendidikan, kata Dr. Ana, dedikasi JSK sangat tinggi.
“Beliau itu senang dengan orang-orang yang memiliki dedikasi yang tinggi dalam pendidikan, makanya saya bisa belajar terus,” jelasnya. “Saya cukup dekat dengan beliau. Saya anggap seperti orang tua saya, tapi tidak sebagai wali kota. Waktu jadi wali kota saya tidak dekat, saya senang sekali beliau jadi wali kota karena beliau banyak manfaat bagi masyarakat Tarakan, Tarakan bersih,” sambungnya.
Tidak hanya Dr Ana, budayawan Kaltara, Datu Norbeck SH juga punya pandangan khusus soal sosok JSK. Menurutnya, Jusuf SK seorang birokrat di Kaltara. Pembangunan di Tarakan dimulai oleh Jusuf SK. Seingat Datu Norbeck, Jusuf SK pernah menjadi Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) saat menjabat Wali Kota Tarakan. Dari data yang dikutip dari apeksi.net, Jusuf SK terpilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Apeksi periode 2004-2008 melalui Munas ke II di Kota Surabaya. Ini, nilai Datu Norbeck, adalah prestasi luar biasa yang ditorehkan JSK.
“Peletak batu pertamanya (Kota Tarakan). Beliau wali kota pertama. Sepanjang masa jabatannya sebagai wali kota banyak prestasi-prestasi yang diperoleh, banyak penghargaan yang dicapai,” ungkap Pimpinan Sanggar Budaya Tradisional Paguntaka tersebut.
Pria kelahiran Tarakan itu sebelum menjadi Wali Kota Tarakan, lanjut Datu Norbeck, pernah sukses memimpin rumah sakit di Tarakan dan di Kaltim. Tak hanya itu, lanjutnya, Jusuf SK termasuk aktif dalam memperjuangkan proses pembentukan Kaltara. “Beliau orang yang aktif memperjuangkan terbentuknya Provinsi Kaltara itu, kita tahu persis soal itu,” jelasnya.
Dedikasi Jusuf SK di dunia pendidikan juga turut diapresiasi Budayawan Kaltara ini. Banyak pembangunan fisik gedung sekolah berdiri di Tarakan di masa kepemimpinan Jusuf SK.
“Jadi, kalau kita bicara Tarakan penduduk terbanyak di Kaltara, adanya di Tarakan. Dengan sendirinya pelajar sekolah paling banyak di Tarakan. Pada masa beliau jadi wali kota, gedung SD paling banyak di Kaltim, (belum ada Kaltara) adanya di Tarakan,” terangnya.
“Jadi, untuk sarana pendidikan beliau banyak berbuat, (sampai sekarang) masih banyak (dimanfaatkan hasil kerjanya). Secara pribadi saya kenal, karena sama-sama lahir di Tarakan. Secara kemampuan tidak diragukan, pengalamannya menjadi kepala daerah sudah pernah,” bebernya. (arz)