Suka Diskusi dengan Tokoh

SIAPA yang tak kenal mantan Wali Kota Tarakan, dr H Jusuf Serang Kasim (JSK). Hasil kerjanya dan prestasinya tak diragukan lagi. Bahkan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) KH Zainuddin Dalila pernah merasakan hangatnya bekerjasama dengan JSK.

“Kita lihat pembangunan (di Tarakan), adalah buah pemikiran beliau. Untuk (soal) memimpin (daerah), beliau pernah memimpin Tarakan dan berhasil. Itu tidak bisa kita pungkiri. Pernah juga menjadi kepala rumah sakit. Artinya kerja beliau bagus, dan ini bukan kita menafikan yang lainnya, tetapi kita membicarakan apa adanya,” ungkap Zainuddin Dalila.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1586 votes

Dimata KH Zainuddin, JSK adalah pejabat yang disiplin dan bertanggung jawab, sehingga layak disebut pemimpin yang berhasil.  Bahkan, kata Zainuddin, Kantor Baznas Tarakan yang berdiri megah di Jalan KH Agussalim adalah hasil kerja JSK. Tidak sampai di situ. Zainuddin menyebut, Tarakan pernah disebut sebagai The Little Singapore atau Singapura Kecil lantaran kotanya yang bersih dengan sistem pengelolaan kebersihan yang baik.

Baca Juga :  Airlangga: Kader Golkar Siap Ditempatkan di Mana Saja

“Setelah beliau dilanjutkan dengan yang lain tentu pemikiran berbeda, sehingga hampir tidak terdengar lagi di Tarakan Singapura kecil itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurut KH Zainuddin, keberhasilan Jusuf SK memimpin tidak terlepas dari sosoknya yang mengedepankan musyawarah dengan tokoh sebelum mengambil sebuah kebijakan. Seingat KH Zainuddin, saat itu dibuat sebuah forum yang dinamakan Forum Pertimbangan Kota. Dari forum inilah melahirkan diskusi antara pengambil kebijakan dengan para tokoh-tokoh, baik tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga kaum intelektual.

“Beliau selalu bertanya kepada tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama. Kalau ada yang mau dibuat panggil tokoh masyarakat, tokoh agama lalu minta pandangan. Dari pandangan tokoh itu, beliau memilih mana yang bagus diambil. Saya perhatikan, karena selalu mendengarkan dari masyarakat, pembangunan yang beliau buat selalu bersesuaian dengan keinginan masyarakat,” terang KH Zainuddin kepada Koran Benuanta.

Baca Juga :  Ganjar-Mahfud Tiba di MK untuk Ikuti Sidang PHPU

Selain disiplin, JSK juga mau mendengarkan dan menerima pendapat masyarakat. Hal itu yang ditunjukkannya selama memimpin. “Saya kira kalau keras, pada prinsipnya menurut beliau bagus. Tapi kalau setelah kita berikan masukan, kalau memang masuk akal beliau bisa menerimanya. Di saat-saat tertentu itu dibutuhkan,” jelasnya.

JSK, kata KH Zainuddin Dalila, dikenal taat dalam beribadah. “Saya pernah mau ikut kunjungan, beliau bilang “Saya mau Salat Duha dulu”. Artinya, saya melihat kalau Salat Duhanya taat tentu Salat Zuhurnya diperhatikan. Kalau salat sunah saja diperhatikan, bagaimana yang wajibnya. Dan memang harus seperti itu seorang pemimpin,” ungkapnya.

Ditanyakan pendapatnya soal rencana Jusuf SK maju sebagai bakal calon Gubernur Kaltara 2020-2025, KH Zainuddin belum mengetahui rencana tersebut. Lanjutnya, tidak ada masalah dengan rencana itu lantaran JSK sudah memiliki pengalaman sebagai pemimpin.

“Ketika ditaruh di sana (sebagai pemimpin Kaltara), saya pikir tidak ada salahnya kalau beliau bisa berhasil. Buat saya, siapa saja yang naik sebagai gubernur, kita sebagai rakyat kecil sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat),” imbuhnya.

Baca Juga :  PDI Perjuangan Bersyukur Bisa Menang Pileg Tiga kali Berturut-turut

Dalam berdemokrasi, KH Zainuddin mengimbau agar menghindarkan diri dari berbagai cara kecurangan untuk menjatuhkan pihak lain. Sehingga nantinya menghasilkan pemimpin yang benar-benar mampu untuk membangun Kaltara. Kemudian, kata dia, yang tidak kalah penting adalah masyarakat tidak terpecah belah hanya karena beda pilihan.

“Mudah-mudahan kita akan dipimpin oleh orang yang benar-benar punya keinginan untuk membangun Kaltara. Saya berharap ke depan kita jangan sampai bisa menimbulkan perbedaan di masyarakat. Saya kira, masyarakat menilai lah, mana yang bagus itu yang dipilih. Kita ajar masyarakat betul-betul berdemokrasi,” imbuhnya.

Soal praktik politik uang, KH Zainuddin Dalila menegaskan, dalam memilih seorang pemimpin harus memperhatikan rencana program kerjanya, bukan memandang pada materi semata. “Harusnya kita melihat konsepnya, dari berbagai sisinya kita melihat sehingga kita bisa memilihnya. Bukan karena ada uang,” terangnya. (arz/rn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *