Konsep Bhinneka Tunggal Ika Harus Dipahami Pemuda

Seminar Seni Dan Budaya Dayak Di Desa Wisata Pulau Sapi

MALINAU – Rangkaian kegiatan Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh (PDL) Malinau Tahun 2019 terus berlanjut. Siang tadi, Selasa (23/9) berlokasi di Rumah Adat Ulung Buaye, Desa Wisata Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang, dilaksanakan agenda Seminar Seni dan Budaya Dayak dengan narasumbernya, Ketua Umum DPP PDL Dr. Yansen TP, M.Si, Ketua DPRD Malinau Wempi W. Mawa SE, R Masri Sareb Putra, Dr. Ir. Dolvina Damus, M.Si, Dr. Drs. Kristian, M.Si, Dr. Afri ST. Padan. SP, M.Si.

Kegiatan ini melibatkan anak-anak muda seperti pelajar SMP, SMA, sanggar tari dan organisasi kepemudaan. Segabai moderator dalam acara ini adalah tokoh muda berbakat Malinau, Halim Pratama, ST., MT.

Menurut Yansen TP, generasi muda saat ini harus diberikan pengertian, pemahaman dan keyakinan, sebenarnya seperti apa hidup kita sebagai warga negara yang berbangsa dan bernegara dalam kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kata Yansen TP, konsep negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Apa yang dimaksudkan dengan Bhinneka Tunggal Ika? Yaitu berbeda-beda tetapi satu juga. Yang mutlak diajarkan di sini adalah tentang suku, agama dan segala sesuatu yang berkaitan dengan perbedaan tersebut.

“Nah anak-anak muda ini harus punya, tahu dan paham tentang hal tersebut agar kita tidak punya keraguan akan hilangnya norma-norma Bhinneka Tunggal Ika di masa depan,” ujar Yansen TP yang juga Bupati Malinau ini.

Lanjut Yansen TP, konsep Bhinneka Tunggal Ika jangan sekedar dibaca, tetapi harus dipahami apa sebenarnya yang berbeda. Seperti halnya juga agama, Yansen TP berpesan agar generasi muda tahu ada banyak keyakinan-keyakinan dan tata cara agama agar mereka paham, mengenal dan menjaganya sebagai kekayaan bangsa.

Terkait dengan seni dan budaya, menurut Yansen TP itulah yang menunjukkan identitas bangsa. Bangsa Indonesia dikenal dari keunikan dan keanekaragaman seni dan budayanya yang terpelihara turun temurun.

“Generasi masa depan kita harus memahami dan menjaga kemurnian nilai-nilai budaya bangsa, sehingga pengertian berbeda-beda tapi satu juga tetap terpelihara sampai kapanpun,” ungkapnya.

Yansen TP berharap ke depannya even-even yang dilaksanakan daerah ini diisi oleh anak-anak muda sebagai pelakunya. Dalam artian, kapan lagi generasi muda mampu berkarya dan berkreasi jika hanya menyaksikan tanpa terjun ke lapangan dan mendapatkan pengalaman untuk bekal di masa depan. (hms)

 

Editor : M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *