Orang Tua Bingung Hadapi Anak Tantrum, Ini Penjelasan Psikolog

benuanta.co.id, TARAKAN – Banyak orang tua merasa bingung dan frustrasi ketika anak mereka mengalami tantrum. “Apa yang harus saya lakukan ketika anak mulai berteriak dan menangis tanpa alasan jelas? Apakah ini tanda masalah emosional?” pertanyaan semacam ini sering muncul dibenak orang tua ketika menghadapi ledakan emosi anak-anak mereka.

Akademisi Universitas Borneo Tarakan, Nazwa Manurung, M Psi., Psikolog, menjelaskan, tantrum pada anak adalah fenomena umum yang terjadi terutama pada usia 1 hingga 4 tahun. Tantrum sering kali muncul ketika anak merasa frustasi atau tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

“Ketika anak belum bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, mereka cenderung meluapkan emosi melalui tangisan atau teriakan,” ujarnya pada benuanta.co.id, Jumat (20/9).

Baca Juga :  Puncak Arus Balik Bandara Juwata Tarakan 2.561 Penumpang

Lebih lanjut, Nazwa menekankan pentingnya memahami penyebab tantrum untuk dapat menangani perilaku ini dengan tepat.

“Ketidakmampuan anak untuk menyampaikan keinginan atau perasaan mereka secara verbal adalah penyebab utama tantrum,” tambahnya.

Ia juga menegaskan tantrum bukanlah hal yang normal, melainkan bentuk ekspresi emosi yang belum terarah.

“Penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak cara mengekspresikan perasaan dengan benar, agar mereka tidak selalu meluapkannya dalam bentuk tantrum,” jelas Nazwa.

Sikap orang tua dalam menghadapi tantrum sangat menentukan. “Langkah terbaik adalah mengabaikan perilaku tersebut selama tidak membahayakan. Namun, jika tantrum anak membahayakan dirinya, dekap anak dari belakang untuk memastikan keamanan,” kata Nazwa yang juga pengurus HIMPSI Kaltara.

Baca Juga :  Beraksi di Empat TKP, Jambret Viral Akhirnya Diringkus Polisi

Tidak ada perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan dalam perilaku tantrum. Keduanya cenderung menggunakan tangisan untuk menarik perhatian orang tua.

“Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, dan jika orang tua selalu menuruti keinginan mereka saat tantrum, anak akan terus mengulangi perilaku tersebut,” ungkap Nazwa.

Tantrum yang tidak ditangani dengan benar dapat berdampak negatif dalam jangka panjang. “Jika dibiarkan, anak bisa tumbuh dengan cara meluapkan emosi yang tidak sehat, bahkan berpotensi menyakiti diri sendiri atau orang lain saat beranjak remaja atau dewasa,” tegasnya.

Baca Juga :  Arus Balik di Pelabuhan Malundung Masih Landai, Puncak Diprediksi 8 April

Nazwa juga mengingatkan bahwa saat anak tantrum, orangtua harus menghindari memberikan perhatian berlebihan atau membujuk anak.

“Tantrum bukan cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dan orang tua harus mengajarkan hal ini dengan tegas,” ujarnya menutup penjelasan.

Dengan sikap tenang dan konsisten, orang tua dapat membantu anak memahami dan mengelola emosinya dengan baik sehingga tantrum dapat diminimalisir. (*)

Reporter: Maqbul

Editor: Ramli 

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *