Nunukan – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tarakan melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Nunukan tentang Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Perangkat Ekosistem Desa dan Tenaga Kerja Rentan Desa se-Kabupaten Nunukan di Grounds & Lune Tarakan, Kamis (22/8).
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tarakan Wahyu Diannur menyampaikan kegiatan hari ini merupakan tindak lanjut atas instruksi presiden nomor 2 tahun 2021 tentang optimalisasi pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan kepastian perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja informal yang berada di desa, BPJS Ketenagakerjaan bersama Pemerintah Daerah Nunukan telah bersinergi dalam perlindungan pekerja rentan dan ekosistem desa se- Kabupaten Nunukan.
Wahyu sangat mengapresiasi tinggi kepada Pemerintahan Kabupaten Nunukan atas komitmen menghadirkan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi pekerja di Kabupaten Nunukan, BPJS Ketenagakerjaan siap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi kesejahteraan para pekerja.
”Kita sadari masih banyak saudara-saudara kita dari kalangan pekerja rentan yang ibaratnya mereka bekerja sehari penghasilan mereka hanya cukup untuk makan sehari saja. Untuk itulah kita perlu bantu mereka, di BPJS Ketenagakerjaan sendiri ada program “SERTAKAN” atau program Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda,
”Melalui program “SERTAKAN” kami terus imbau perusahaan-perusahaan atau instansi-instansi dapat berdonasi melalui dana CSR mereka untuk mendaftarkan dan membayarkan iuran program Jamsostek bagi para pekerja di lingkungan kerjanya,” jelasnya.
“Resiko pekerjaan bisa terjadi kesetiap orang sehingga setiap profesi perlu adanya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, dengan menjadi peserta Program BPJS Ketenagakerjaan, pekerja akan merasa aman saat beraktivitas di lingkungan kerja dan tidak perlu khawatir terhadap risiko kerja yang tidak tau kapan datangnya, karena semua jenis pekerjaan pasti memiliki risiko kerja dengan tingkatan yang berbeda-beda,” tutupnya.(**)