benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI beserta tim penyusunan kajian hilirisasi investasi strategis, melakukan rapat koordinasi untuk mendorong percepatan hilirisasi di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning – Mangkupadi. Rapat tersebut digelar di ruang rapat DPMPTSP Kaltara pada Jumat, 26 Juli 2024.
Perwakilan Deputi Hilirisasi Minerba BKPM RI, Bayu mengatakan, bahwa saat ini BKPM sudah menyusun kajian hilirisasi investasi strategis pada 8 sektor dengan jumlah komoditas sebanyak 21 item. Salah satu komoditas yang dikaji saat ini adalah bauksit.
“Kami melihat Kaltara sedang membangun smelter yang akan mengolah bauksit ini yakni oleh PT KAI(Kalimantan Alumunium Industri) yang merupakan tenant dari PT KIPI,” tuturnya.
Adapun smelter yang dibangun oleh PT KAI merupakan hilirisasi produk setengah jadi yang mejadikan produk aluminium ingot (batangan). Smelter tersebut diklaim merupakan smelter kedua yang ada di Indonesia.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Kaltara, Ferry Ferdinand B, melalui Penata Kelola PM, Ahli Muda, Rahman Putrayani mengatakan, saat ini Kaltara tengah menggenjot hilirisasi di berbagai sektor dan komoditas.
“Banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang kita miliki, baik berupa green ecomony maupun blue economy yang meliputi produk pertanian, perkebunan sawit, produk perikanan seperti rumput laut, ikan, kepiting, udang hingga batu bara,” bebernya.
Adapun di KIHI sendiri, pihaknya fokus terhadap hilirisasi produk bauksit untuk aluminium ingot, migas untuk petrokimia, nikel untuk baterai, hingga baja dan PV glass. Pihaknya menilai, sejauh ini, para tenant yang telah menunjukkan progres cukup baik ialah PT KAI.
“Dimana progres konstruksi sudah diatas 30 persen dan target produksi pada semester II 2025 on schedule,” tambah Rahman.
Sementara dari sisi realisasi investasi di Kaltara juga telah menunjukan tren positif. Bahkan proyeksinya sudah mencapai di atas 50 persen pada Triwulan II 2024 dengan nilainya Rp 18,2 Triliun dari target 35,33 Triliun.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli