benuanta.co.id, TARAKAN – Air Kota Tarakan sering dikeluhkan keruh oleh masyarakat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam menyebutkan hal tersebut dikarenakan pengaruh mati listrik yang belakangan ini sering terjadi.
Beberapa masyarakat yang tinggal di daerah sumber air baku. Salah satu warga Kampung satu, Sari membenarkan air keruh saat membuka keran air.
“Sering keruh memang (air). Kadang kalau baru buka keran airnya nggak bagus, kotor,” ujarnya, selasa (23/7/2024).
Terkait hal tersebut, Direktur PDAM Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan mengungkapkan pelayanan dari pihaknya memang sudah maksimal namun, dua bulan terakhir ini pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) sering mematikan listrik.
“PLN itu sering sekali mematikan seringkali tidak melakukan pemadaman listrik di daerah Kampung satu terutama di IPA kita yang di Kampung Satu bahkan sering di Indulung juga ini berdampak PP besar buat pelayanan PDAM,” jelasnya.
Dijelaskan Iwan, pihaknya memang memiliki genset sebesar 1 mega watt di Produksi Air Bersih (IPA) wilayah Persemaian. Namun, untuk wilayah-wilayah sumber air baku tidak memiliki genset.
Oleh karena itu, pemadaman listrik yang dilakukan oleh pihak PLN sangat berpengaruh pada produksi air bersih. Saat listrik padam maka tekanan air menjadi turun sehingga tidak bisa mengolah air baku secara maksimal.
“Mengakibatkan IPA kita banyak yang kosong dan tekanannya juga kurang begitu menyala lagi akibatnya tekanan kita naikkan lagi akhirnya terjadi turbulensi di pipa, terjadi turbulensi di pipa ini mengakibatkan keruh makanya sering di masyarakat itu tiba-tiba keruh tiba-tiba jernih,” terangnya.
Tak hanya itu saja, akibat dari pemadaman tersebut sangat fatal bagi wilayah beringin, Jembatan Bongkok dan wilayah ujung pelayanan PDAM. Saat pemadaman listrik terjadi, maka operasi PDAM juga akan mati sehingga dibutuhkan waktu 2 hingga 3 hari untuk penyaluran air baku sampai ke masyarakat.
Dari bukan Januari hingga Juli total pemadaman listrik yang dilakukan PLN di wilayah khusus Kampung Satu yaitu hampir 147 jam dengan sekitar 56 kali.
“Sementara konsumsi BBM kita dari Januari sampai saat ini sudah 17 ton atau pemakaian solar 17.000 liter,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa