Natasha mengatakan pemberian vaksinasi tetap perlu untuk anak. Dengan demikian, tubuh anak memiliki perlindungan dari dalam sehingga tak mudah terserang penyakit maupun virus.
“Namun sebelum vaksin sebaiknya pastikan anak dalam keadaan sehat. Sehingga vaksin dapat bekerja lebih optimal. Jika anak sedang dalam kondisi tidak sehat, sebaiknya tunggu sampai anak betul-betul sehat kembali,” kata Natasha dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kecamatan Pulogadung, Jumat.
Lebih lanjut, Natasha menjelaskan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua bisa kembali membawa anaknya jika mengalami gejala yang tidak biasa.
Misalnya seperti mual muntah hebat atau bayi tidur dalam waktu yang lama. Sebab umumnya, vaksin hanya akan menimbulkan efek samping demam ringan, bengkak dan rewel.
“Karena bisa saja sebetulnya anak sedang sakit tapi enggak bergejala. Sehingga begitu dapat vaksin, penyakit itu baru keluar. Jadi bukan karena vaksinnya,” kata Natasha.
Baru-baru ini, terjadi kasus bayi yang meninggal dunia usai menerima imunisasi yang sempat menjadi viral di masyarakat khususnya kalangan orang tua.
Bayi berinisial MKA berusia 2 bulan 28 hari itu awalnya diberikan imunisasi ganda untuk melengkapi status imunisasi yang belum didapatkan. Sayangnya, bayi asal Sukabumi, Jawa Barat itu meninggal dunia beberapa jam setelah mendapatkan imunisasi dengan 4 jenis vaksin.
Menanggapi hal tersebut, Natasha juga menjelaskan bahwa pada dasarnya pemberian suntik ganda tetap aman dilakukan.
“Sebetulnya, selama ini secara keseluruhan vaksin nggak masalah digabung. Tapi vaksin-vaksin misal PCV ketika ketemu sama influenza, biasanya dia menimbulkan efek samping demam. Jadi sebaiknya di pisah. Di luar itu aman banget buat digabung,” jelas Natasha.
Sumber : Antara