Pernyataan dari militer Israel menyebutkan bahwa infrastruktur musuh dan gudang senjata juga berada di dekat rumah sakit.
“Sejak awal operasi di RS Al Shifa, lebih dari 140 teroris telah terbunuh,” tulis pernyataan itu.
Tentara Israel pada Senin menggerebek fasilitas kesehatan itu, yang menampung ribuan pasien yang sakit dan terluka, serta orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.
Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi pada Rabu mengakui bahwa penggerebekan rumah sakit itu bertujuan untuk menekan Hamas ketika negosiasi tidak langsung mengenai kesepakatan pertukaran sandera berlangsung di Qatar.
Hampir 32.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, dan hampir 74.200 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Serangan-serangan Israel, yang kini memasuki hari ke-167, telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong Palestina itu rusak atau hancur, menurut laporan PBB.
Israel dituntut telah melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang pada Januari mengeluarkan putusan sela yang memerintahkan agar Israel menghentikan aksi genosida dan mengambil tindakan yang menjamin pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber: Anadolu / Antara