DLHK Berau akan Tambah Kapal Pengangkut Sampah Tahun Ini

benuanta.co.id, BERAU – Kapal pengangkut sampah yang beroperasi di Sungai Kelay dan Segah diakui Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim Suharjana masih berjalan hingga saat ini. Bahkan pihaknya akan menambah 2 unit lagi untuk memaksimalkan kebersihan di sekitar Sungai Segah.

“Satu unit kapal pengangkut sampah saja tidak cukup untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di sepanjang Sungai Kelay dan Segah,” ucapnya Rabu (20/3/2024).

Makanya, tahun ini kata dia berencana menambah 2 unit lagi untuk memaksimalkan kebersihan sungai tersebut.

“Apalagi dengan luasnya sungai yang ada, kapal-kapal tersebut jika dihitung tidak akan pernah cukup,” ungkapnya.

“Kalau menghitung jumlah ideal kapal ini tentu butuh lebih banyak, makanya ini akan kami siasati. Salah satunya dengan kerjasama pihak ketiga,” tambahnya kepada benuanta.co.id

Baca Juga :  Tim Darurat dan CSR PT Berau Coal 4 Hari Bantu Evakuasi Korban di Sukabumi

Ia menilai kapal tersebut cukup efektif untuk membersihkan sampah yang tidak bisa dipungut di sungai.

“Sementara, pengadaan kapal tahun ini masih dalam tahap lelang. Diperkirakan, lelang hingga pengadaan fisiknya akan selesai dalam 4 bulan ke depan, jika berkaca pada pengadaan tahun lalu,” bebernya.

Kapasitas maksimalnya juga sama dan pihaknya yakni sekitar 4 ton sekali angkut dan langsung dibawa ke TPA setelah sebelumnya dipilah dari banyaknya sampah plastik yang mendominasi.

“Kami belum sempat mengolah sampah, sehingga sampah yang ada hanya dipilah dari yang plastik saja. Sampah organik akan ditimbun di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bujangga dengan konsep landfill,” imbuhnya.

Dirinya menyayangkan masih banyak masyarakat khususnya pengunjung di tepian yang kerap membuang sampah langsung ke sungai.

Bahkan tidak sedikit yang tidak memilah sampahnya, yang ada banyak sampah organik didalam plastik yang tidak terolah.

Baca Juga :  400 Personel Disiapkan Menjaga Ketertiban di Berau Selama Nataru

“Kalau banyak pengunjung di tepian, sampahnya pasti bertambah. Yang ada di darat juga bisa berakhir di sungai karena terbawa arus saat hujan lebat,” ucapnya.

Di samping itu, sarana dan prasarana (Sapras) kebersihan diakuinya juga banyak kekurangan, termasuk yang ada di dalam kota masih kurang.

“Mayoritas umurnya sudah banyak yang tua dan butuh peremajaan. Rencananya kami pun akan melakukan pengadaan sapras di darat,” imbuhnya.

Rencananya, kekurangan personil tersebut akan diusahakan dipenuhi dari outsourcing atau penggunaan jasa tenaga kerja yang direkrut dari pihak ketiga.

“Sedangkan, untuk mengoperasikan kapal pengangkut sampah yang saat ini stand by di Karang Ambun dengan memanfaatkan personil di darat yang ditugaskan di sungai. Rencana kami akan outsourcing untuk memenuhi kebutuhan tenaga kebersihan yang kekurangan itu,” jelasnya.

Baca Juga :  Supaya Predikat Spesialis, 8 Dokter Umum Berau Kembali Sekolah

Mustakim menambahkan, untuk sampah kayu yang ada di sungai rencananya akan bekerja sama dengan pihak ketiga.

“Karena memiliki keterbatasan tidak bisa mengangkut sampah kayu yang besar. Namun, kami akan menggandeng masyarakat atau non government organization (NGO) sebagai wujud memberikan contoh nyata terlebih dulu,” paparnya.

Seperti halnya bank sampah yang saat ini sedang digaungkan, sebelum menggandeng OPD lain, kata dia DLHK sudah memiliki bank sampah duluan yang menjadi percontohan.

“Kalau kita tidak melaksanakan akan susah menggerakkan yang lain. Tapi problemnya ini sampah kayu, kita wacanakan dengan kerjasama pihak ketiga, mungkin periodik 3-4 bulan sekali,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *