benuanta.co.id, BERAU – Menindaklanjuti arahan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK) Muhadjir Effendy, seluruh layanan kesehatan pada tingkat Puskesmas yang ada di Kabupaten Berau harus punya alat Ultrasonography (USG) untuk mengentaskan masalah stunting.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Lamlay Sari mengatakan dari 21 unit Puskesmas induk dan 112 Puskesmas pembantu yang ada di Bumi Batiwakkal
Tersisa 1 Puskesmas yang berada di Kampung Long Boy, Kecamatan Kelay yang belum memiliki alat Ultrasonography (USG) untuk membantu pemeriksaan ibu hamil.
“Karena belum adanya USG di Puskesmas Long Boy disebabkan akses mobilitas menuju ke Puskesmas tersebut tidak mudah,” ucapnya Sabtu (3/2/2024).
Ia menjelaskan perjalanan menuju Kampung Long Boy perlu waktu yang lama karena daerah tersebut dikelilingi hutan.
“Warga yang tinggal kampung ini dikelilingi oleh hutan dan keseharian masyarakat kampung kerja berkebun dan mencari ikan di sungai,” ungkapnya.
Maka pihaknya sudah punya strategi pendekatan kepada masyarakat Kampung Long Boy seperti sistem jemput bola bisa diterapkan.
“Namun tidak door to door, tapi dikumpulkan pada suatu tempat dan diberikan pemahaman terkait gizi,” bebernya.
Menurutnya, banyak orang tua yang tidak memahami penting akan gizi harus diberikan kepada anak-anak usia dini.
“Sebab, stunting tidak hanya menyerang keluarga tidak mampu saja. Selain pemahaman gizi, penting juga pemaparan tentang kemandirian keluarga, gerakan masyarakat hidup sehat, gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), gerakan bersama wujudkan kelas gizi balita,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli