OBJEK WISATA Hutan Mangrove Sungai Fatimah Kabupaten Nunukan mengalami perubahan cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisinya semakin terawat dan beberapa fasilitasnya semakin baik. Salah satu destinasi andalan Nunukan ini pun memikat hati warga Nunukan untuk mengunjunginya.
Penulis: Dermawan
Memiliki hutan mangrove seluas 6 hektare (Ha) menjadi salah satu destinasi wisata andalan masyarakat di Pulau Nunukan. Wisata ini mampu memberikan sensasi tersendiri bagi siapa saja yang datang untuk berkunjung.
Ros Warga Nunukan, mengaku senang dengan objek wisata yang baru di Sei Fatimah, karena adanya perubahan sejumlah fasilitas pendukungnya. Bahkan sekarang semakin luas dan banyak spot foto.
“Banyak tempat spot foto dan juga kita bisa melihat pemandangan yang indah karena langsung berhadapan dengan laut,” ungkap Ros kepada benuanta.co.id, Sabtu, 20 Januari 2024.
Selain itu, pengunjung lainnya, Melati mengatakan, di akhir pekan atau hari libur butuh rekreasi bersama keluarga tercinta. Pastinya ke tempat-tempat wisata yang menyenangkan termasuk ke hutan mangrove.
Jadi hutan mangrove di Desa Binusan atau Kampung Sungai Fatimah, Kecamatan Nunukan, ini sangat cocok bersama keluarga.
Pohon mangrove sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhnya
hutan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai. Hutan mangrove Sei Fatimah kini semakin rimbun dan tertata dengan baik, semakin mempesona.
Beberapa bangunan seperti rumah kurcaci terbangun, termasuk sebuah menara pantau. Memasuki kawasan ini terdapat pos pelayanan tiket, di mana harga masuk tiket sebesar Rp 3.000 ribu untuk per orang.
Bagi pejalan kaki cukup merogoh kocek Rp 3.000 per orang, sedangkan untuk pengendara sepeda motor Rp 2.000 dan kendaraan roda empat Rp 5.000.(*)
