benuanta.co.id, BULUNGAN – Hujan yang terjadi di Kabupaten Bulungan sejak malam hari hingga saat ini terpantau sedang hingga lebat. Hal inilah menyebabkan beberapa bagian wilayah di Bulungan terjadi genangan air hingga banjir.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Goefisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan, Abdul Haris Zulkarnaen melalui Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan, Christianto Sihombing menjelaskan hujan yang terjadi masih dalam skala ringan karena pengaruh cuaca lokal.
“Namun pantauan dari semalam sampai saat ini hujan turun tidak terlalu lebat namun memiliki durasi yang panjang. Hanya saja hujan terpantau bisa terjadi dari malam hari hingga dini hari selama 3 hari ke depan,” ucapnya kepada benuanta.co.id, Rabu 17 Januari 2024.
Lanjutnya, untuk hembusan angin terjadi diwilayah Kalimantan bagian utara yang menyebabkan potensi terjadinya sistem tekanan rendah di perairan barat Sumatera dan Kalimantan bagian utara.
“Secara otomatis membawa massa udara yang tentunya berpotensi terbentuknya awan konvektif di perairan Kalimantan bagian utara, itulah yang menyebabkan hujan di sini,” paparnya.
Apalagi pada hari Kamis 18 Januari 2024, hujan berpotensi terjadi mulai siang, sore hingga malam hari di Tarakan, Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, Lumbis Hulu, Malinau Selatan, Sungai Boh, Kayan Hilir, Sekatak, Tanjung Palas Utara, Tanjung Selor, Tanjung Palas Timur, Sei Menggaris, Tulin Onsoi, Malinau Selatan Hilir dan sekitarnya.
Sementara itu, Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan yang lain, Silvy Yulianti mengatakan untuk wilayah Kaltara cuaca masih didominasi hujan ringan hingga sedang sepanjang hari dalam 3 hari ke depan.
“Hal ini disebabkan oleh dampak tidak langsung dari siklon tropis Anggrek yang terpantau di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 50 knot dan tekanan udara 982 hPa,” ujar Silvy.
Kata dia, ini ditambah terpantaunya bibit siklon tropis 99S yang berada di daratan Australia sehingga masa udara dari utara menuju pusat siklon tropis tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang menyebabkan meningkatnya pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia salah satunya Kaltara.(*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli