benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Setelah sekian lama dinantikan akhirnya ada upaya perbaikan salah satu destinasi wisata yang juga peninggalan sejarah Kabupaten Bulungan, yakni museum Kesultanan Bulungan yang ada di kawasan Jalan Kasimuddin, Kecamatan Tanjung Palas kini mendapatkan perhatian pemerintah berupa renovasi tanpa mengurangi estetika dari peninggalan yang ada.
Berdasarkan pantauan benuanta.co.id, Sabtu (13/1/2023) di lokasi tampak miniatur singgasana dalam perbaikan, begitu juga dengan sisa peninggalan barang kesultanan masih tertata dengan rapi. Pemangkuan Kesultanan Bulungan, Datu Hamid menyebutkan renovasi museum Kesultanan Bulungan ini adalah pokok pikiran dari salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara (Kaltara) untuk tetap menjaga dan melestarikan cagar budaya.
“Yang sudah selesai renovasi saat ini atap dan plafon. Sebelum perbaikan miris sekali. Plafon ini jika hujan deras turun maka di dalam museum digenangi air akibat plafon yang bocor,” katanya Sabtu (13/1/2024).
Adapun anggaran dalam perbaikan museum Kesultanan Bulungan sebut Datu Hamid sebesar kurang lebih Rp200 juta. Museum Kesultanan Bulungan yang berdiri sejak 12 Oktober 1998, baru di tahun 2023 akhir mendapatkan perhatian untuk direnovasi.
“Jadi selama berdirinya museum. Ini baru yang pertama kali di renovasi, dan museum ini didirikan oleh mantan bupati Bulungan periode tahun 1995-2000 Kol. Art. R.A. Bessing,” jelasnya.
Tak hanya atap dan plafon yang direnovasi, sejumlah ornamen lain tepatnya di depan museum juga mendapat perbaikan.
“Kita sangat bersyukur sekali karena ada yang perhatian, dengan museum ini dan mau untuk memperbaiki bagian-bagian yang rusak,” ucapnya.
Lanjut kata Datu Hamid, banyak koleksi peninggalan Kesultanan Bulungan di museum ini yang bernilai historis. Berupa benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Bulungan. Beberapa benda koleksi Museum Kesultanan Bulungan merupakan benda replika. Hal tersebut dikarenakan benda aslinya sudah rusak.
Koleksinya seperti tempat tidur Sultan, foto-foto, kursi, meja, serta duplikat baju kebesaran Sultan. Ada juga alat perang berupa meriam bernama Melati, Rindu, dan Dendam. Ketiga meriam tersebut, hingga saat ini masih bisa terlihat dengan nyata di museum Kesultanan Bulungan. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Nicky Saputra