benuanta.co.id, TARAKAN – Jelang event besar yang akan dilaksanakan di Kalimantan Utara (Kaltara) pada ahkir September dan Oktober mendatang, pramuwisata tengah melakukan persiapan menyambut kegiatan tersebut.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Ivan Kansil menjelaskan para pemandu wisata bersiap dalam melakukan sejumlah event yang akan dilaksanakan Oktober mendatang.
Ivan mengatakan, sejauh ini pihaknya telah bekerjasama dengan dinas pariwisata yang kerap menggunakan jasa para pemandu untuk mendampingi para wisatawan yang berkunjung sejumlah tujuan wisata di Kaltara.
Ia menambahkan, hingga kini terdapat 200 orang pemandu wisata yang tersebar di penjuru Kaltara. Sebagian besar para pramumisata tersebut sudah terlatih dan telah tersertifikasi sebagai pemandu wisata.
“Kami selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan khususnya Iraw untuk dapat mengisi stand untuk dapat mempromosikan layanan wisata di Kaltara,” ucapnya melalui panggilan seluler, Senin (25/9/2023).
Selain melayani wisatawan, PHI Kaltara pun mengadakan pelatihan kepada masyarakat berupa teknik kepemanduan, pelayanan ramah, dan bagaimana mengembangkan desa wisata. Ivan mengakui jika selama ini masyarakat yang berada di desa wisata cukup antusias dan sudah paham cara menyikapi para wisatawan baik internasional maupun domestik.
“Kaltara mempunyai 20-an desa wisata se-kabupaten kota, mereka sudah mengerti bagaimana menyikapi para wisatawan maupun dalam menetapkan harga,” ungkapnya.
Ivan menerangkan, PHI Kaltara belum menemukan komplain dari para wisatawan. Sejauh ini untuk tarif jasa pemandu wisata, baik perorangan maupun grub sudah ditetapkan standar harga.
Untuk wisatawan asing pihaknya mematok harga sebesar Rp 500 hingga Rp 700 ribu per hari per wisata alam. Hal tersebut dikhususkan untuk pemandu khusus berbahasa Inggris.
Sementara, untuk wisatawn domestiK dikenakan tarif mulai Rp 300 hingga Rp 500 ribu, hal tersebut tergantung medan ataupun destinasi tujuan.
“Selama ini tidak ada keluhan soal tarif pemandu wisata,” terangnya.
Ivan menuturkan jika Kota Tarakan memiliki destinasi wisata yang terkombinasi dari sejarah, budaya, alam maupun kuliner. Untuk wisata budaya, pihaknya kerap membawa para wisatawan ke balai adat dan budaya Tidung.
Untuk wisata sejarah, Kota Tarakan sendiri memiliki museum perang dunia ke 2 dan museum perminyakan. Sementara, untuk wisata alam pihaknya membawa para wisatawan ke konservasi mangrove dan bekantan.
“Selebihnya wisata kuliner dan belanja,” tuturnya.
Ivan membeberkan sejauh ini respon para wisatawan domestik maupun internasional cukup antusias dan baik terutama di keramahtamahan para pemandu wisata. Selain itu, sejumlah tujuan wisata di Kota Tarakan tidak terlalu jauh dari kota seperti di hutan mangrove maupun rumah adat.
Ia berharap tingkat kunjungan dari wisatawan domestik maupun mancanegara akan semakin bertambah pasca Covid-19. Guna menarik para pengunjung tentu perlu ada penambahan destinasi maupun objek wisata di Kota Tarakan, salah satunya kita pinta agar adanya wisata buatan.
Dengan bertambahnya kunjungan wisata di Kaltara dapat menambah pemasukan kepada para pemandu wisata.
“Terus terang destinasi di Tarakan masih belum terlalu padat,” tutupnya. (*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Yogi Wibawa