benuanta.co.id, TARAKAN – Puskesmas Mamburungan mengaku telah lama melakukan penanganan terhadap Wiwik, Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang tengah hamil.
Kepala Puskesmas Mamburungan, Anis Priliatna menjelaskan kasus Wiwik, pihaknya sudah menemukan dan melakukan upaya penanganan berupa pengobatan maupun kunjungan ke rumah.
“Karena kondisinya tengah hamil otomatis pengobatan di tunda hingga melahirkan, tapi selama kehamilan dan kondisi kejiwaannya tetap dipantau,” ucapnya, Kamis (21/9/2023).
Setelah melahirkan, puskesmas akan melakukan penilaian apakah bisa dilanjutkan atau belum terkait penanganannya. Pasca pemberian asi, keluarga pun bersedia agar Wiwik mendapatkan pengobatan intensif lebih lanjut.
Anis mengatakan, syndrome baby blues dapat diketahui setelah melahirkan. Diketahui hal tersebut merupakan kondisi depresi dari hasil persalinannya. Ia menganggap jika dalam kondisi persalinan Wiwik tidak ada kondisi seperti itu.
Ia menilai syndrome yang dialami Wiwik hanya berdasarkan hasil pencarian melalui internet dan orang sekitar, bukan hasil dari diagnosa medis.
“Saya melihat dari kondisi ini, bisa jadi karena pengobatan yang tidak maksimal yang menyebabkan kondisi kehamilan, gangguan jiwa dan persalinan campur aduk,” ungkapnya.
Puskesmas Mamburungan melakukan upaya penanganan kepada Wiwik pasca melahirkan, usai melahirkan ia akan terus memantau kondisi kejiwaannya. Bayi maupun kondisi kesehatan ibu dengan melakukan perawatan pasien di rumah.
Jika Wiwik telah siap untuk menerima pengobatan dari hasil pemeriksaan, maka Puskesmas Mamburungan akan melakukan pengobatan.
Anis mengungkapkan, karena kondisi Wiwik tengah berada di trimester atau periode 3 bulan berturut-turut dan butuh dipantau. Ia menyarankan agar pihak keluarga dapat melakukan pemantauan terkait tablet tambah darah, susu penambah zat besi untuk kehamilannya, lalu makan-makanan yang bergizi seperti sayur dan buah.
“Hal tersebut sangat penting untuk kondisi kehamilan dan kondisi janin yang di kandung oleh Wiwik,” bebernya.
Selain itu ia menambahkan, walaupun Wiwik tidak pernah menganggu orang maupun mencelakakan diri, namun tidak ada salahnya dari keluarga untuk melakukan pemantauan terhadap Wiwik saat berada di luar rumah.
Sekalipun Wiwik dibebaskan untuk keluar rumah, hal tersebut akan tetap di pantau karena kondisi yang di alaminya sangat rentan untuk diganggu oleh orang lain saat di luar rumah.
“Jika diganggu orang lain tentu akan memicu emosinya menjadi tidak stabil,” terangnya.
Anis berpesan kepada Bakrie, suami dari Wiwik agar dapat melakukan koordinasi kepada puskesmas jika ada keluhan terkait kondisi kejiwaan maupun kehamilannya.
“Silahkan lakukan komunikasi kepada petugas puskesmas,” pungkasnya.
Sementara Lurah Mamburungan, Yudhi mengatakan pihaknya telah melakukan komunikasi kepada puskesmas dan keluarga Wiwik terkait tindak lanjut ke depannya. Harapannya Wiwik dapat segera sembuh dari penyakitnya.
“Suaminya bersedia jika istrinya dirawat di ruangan Teratai RSUD dr Jusuf SK, kita tunggu proses persalinannya,” bebernya.
Yudhi menilai, sejauh ini Wiwik tidak pernah menganggu masyarakat sekitar. Ia mengakui jika ia kerap jalan sendiri di sekitar Kelurahan Mamburungan. Hal tersebut telah dimaklumi oleh warga.
“Yang ditakutkan jika Wiwik ini diganggu okeh masyarakat, Alhamdulilah masyarakat kita tidak sejahat itu,” tuturnya.
Sama seperti keluarga, Yudhi juga berharap agar ke depan Wiwik dapat normal seperti biasa lantaran ia juga memiliki sejumlah anak yang harus dirawat dan dijaga. Setidaknya pekerjaan suaminya dapat ringan.
“Selama ini suaminya yang berperan menjadi bapak sekaligus menjadi ibu,” tutupnya. (*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Yogi Wibawa