benuanta.co.id, BERAU – Perayaan tahunan adat budaya bahari tulak bala atau buang nahas merupakan tradisi turun menurun masyarakat kampung pesisir salah satunya di Kecamatan Talisayan.
Tak hanya itu tadisi ini menjadi salah satu acara rutin daya tarik pariwisata otentik Kabupaten Berau di masa kini.
Camat Talisayan, Ahmad Juhri menuturkan, upacara adat tulak bala merupakan acara yang diadakan rutin setiap tahun pada bulan safar di Kampung Talisayan.
“Kecamatan Talisayan ini ada terdiri dari 10 kampung dan salah satu kampung yang sangat akrab dengan laut adalah Talisayan,” ungkapnya Kamis (14/9/2023).
Bahkan dikatakannya dengan seluruh potensi yang ada sektor perikanan menjadi penghasilan terbesar di kampung ini.
“Dari 10 kampung, Kampung Talisayan memiliki jumlah kampung yang terbanyak, kurang lebih tiga ribu penduduk,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata dia upacara adat tulak bala ini juga berkaitan erat dengan keakraban dengan laut.
“Maksudnya artinya masyarakat kampung khususnya untuk wilayah pesisir ini untuk selalu menjaga kelestarian dan kebersihan laut,” ujarnya.
Sebab, ia menjelaskan sumber penghasilan masyarakat kampung Talisayan banyak berasal dari laut.
“Termasuk ketika laut sudah tidak terjaga kebersihannya, merusak ekosistem laut, maka akan mempengaruhi pendapatan hasil laut dan berpengaruh pada ekonomi masyarakat,” tegasnya.
“Kami selalu menghimbau sekaligus mengajak masyarakat, tolong perhatikan kebersihan sampah dan tertib dalam membuang sampah,” tambahnya.
Dirinya pun berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat menghidupkan kembali perekonomian di Kecamatan Talisayan.
“Ya tentu serta mampu menumbuhkan kembali potensi wisata yang ada disetiap kampung di Kecamatan Talisayan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Berau, Gamalis menambahkan untuk senantiasa mendukung segala bentuk pelaksanaan dan upaya pelestarian kebudayaan asli daerah.
“Kami menyadari, ajang budaya semacam ini bukan hanya bertujuan mempertahankan tradisi bagi masyarakat kampung, tetapi juga akan menjadi salah satu daya tarik pariwisata otentik di Berau,” tuturnya.
Terlebih dalam waktu dekat, Kabupaten Berau akan memperingati Hari Jadi ke-70 tahun dan Kota Tanjung Redeb ke-213 tahun.
“Tentu, ajang tulak bala atau buang nahas ini dapat menjadi salah satu rangkaian kebudayaan yang menarik bagi wisatawan,” urainya.
Gamalis berharap, Kampung Talisayan dan sekitarnya dapat menjadi kampung budaya supaya destinasi wisata Berau, kelak tidak hanya berorientasi pada wisata alam bahari atau kekayaan alam bawah lautnya.
“Tetapi juga wisata budaya yang masih dilestarikan turun temurun dan menjadi ciri khas daerah tersebut, selayaknya upacara adat tulak bala atau buang nahas ini,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Yogi Wibawa