Kaltara Jadi Salah Satu Provinsi Berhasil Menekan Angka Stunting

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Penurunan angka stunting se-Kalimantan Utara menurut Wakil Gubernur Yansen TP berkat adanya kolaborasi yang baik pemerintah daerah bersama para akademisi, LSM dan mitra pembangunan.

Yansen mengatakan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja kolaboratif tentunya Kaltara perlu bersyukur. Pasalnya, Kaltara berhasil masuk ke dalam tiga provinsi yang mendapat penghargaan sebagai provinsi dengan penurunan angka stunting terbesar.

“Di tahun lalu (2022) saja Kaltara berhasil menekan angka prevalensi sebentar 5,4 persen yakni dari 27,5 persen menjadi 21,1 persen. Walaupun angka ini masih berada di atas angka prevalensi stunting nasional yaitu 21,6 persen hal ini menunjukan kinerja yang baik bagi seluruh unsur pemangku kepentingan dalam percepatan penurunan stunting di Kaltara,” ucapnya, Kamis (4/5).

Baca Juga :  Pemprov Kaltara Sukses Tuntaskan Program Bedah Rumah di Tahun 2024

“Kalau stunting ini juga kan sudah ada program nasional bahkan internasional, dan saya kira itu wajib dilaksanakan, di mana ada beberapa aksi yang dilakukan kabupaten kota untuk melakukan penekanan stunting, tapi yang paling mendasar kita jangan terjebak diangka karena jangkauan kita masih terbatas oleh sebab itu bagaimana kita membangun kualitas SDM masyarakat,” ucapnya.

Lanjut Yansen, seperti yang ada di daerah pedalaman potensi stunting yang memiliki pasar tertentu yang memiliki pasar minuman keras, pola pendidikan anak yang kurang diperhatikan itu yang harusnya menjadi pembelajaran untuk warga yang ada di daerah pedalaman karena penting untuk menciptakan suatu pola hidup yang sehat dan hal ini tentunya harus diberi penekanan.

“Kita harus menjangkau rakyat, rakyatlah yang harus dibangun kesadarannya akan pola hidup, kenapa masyarakat ada yang pada posisi stunting. Karena mutu dan kualitasnya konsumsi kurang bagus, SDM dan pendidikan juga kurang tetapi kita sebagai pemerintah tetap memberikan kesadaran kepada masyarakat dan itu yang utama dalam penekanan stunting, kalau itu dilakukan saya yakin stunting tidak ada karena seluruh masyarakat sudah sadar diri,” jelas Yansen.

Baca Juga :  Tak Disokong DAK, Disperindagkop Kaltara Upayakan SOA Berjalan dengan APBD

Meskipun demikian Yansen tetap memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Tarakan karena berhasil menurunkan angka stunting yang cukup signifikan sebesar 10,5 persen yakni dari 25,9 persen menjadi 15,4 persen pada 2022.

“Sedangkan bagi Kabupaten Tana Tidung yang mengalami kenaikan angka stunting sebesar 7,9 persen yakni dari 22,8 persen pada tahun 2021 menjadi 30,7 persen pada tahun 2022, tentu akan menjadi perhatian kita bersama,” paparnya.

Baca Juga :  Buruan Healing! Tarif Jasa Kebandarudaraan Diskon 50 Persen dan Tiket Pesawat Diskon 10 Persen

Tak hanya itu, Yansen juga meminta semua pemangku kepentingan agar melakukan kolaborasi dan kepada perangkat daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota agar memastikan bahwa intervensi yang diperlukan untuk percepatan penurunan stunting di daerah masing-masing telah terpenuhi.

Terutama terkait pemenuhan sarana dan prasarana yang menjadi tanggung jawab pemerintah yaitu ketersediaan sarana di Puskesmas dan Posyandu seperti pemenuhan alat USG dan alat Antropometri.

Berdasarkan data masih ada 12,5 persen Puskesmas yang belum memiliki alat USG serta terdapat 30,36 persen tenaga dokter yang belum terlatih menggunakan alat USG. “Kondisi ini masih sangat jauh dari ideal,” pungkasnya.(*)

Reporter: Ike Julianti

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *