benuanta.co.id, SULSEL – Keluarga pelaku penculikan disertai pembunuhan anak di bawah umur di Makassar, Sulawesi Selatan ditengarai pernah mengajak pihak korban untuk berdamai. Itu diungkapkan oleh Tante korban berinisial E (31 tahun).
Namun kata E, pihak korban enggan menuruti keinginan keluarga Pelaku. Alasannya nyawa MFS (11 tahun) telah hilang.
“Saya mau tersangka dihukum setimpal, nyawa harus dibayar nyawa. saya sudah sakit hati sekali sudah dari kemarin kita cari, ternyata pas ditemukan sudah meninggal,” Kata E menegaskan kepada wartawan dikutip, Kamis, (12/1/2023).
Menurut E, orang tua pelaku A (17 tahun) sempat menyampaikan kepada keluarga korban untuk menempuh jalur damai, dengan iming – imingan emas.
“Mamanya bilang waktu Adrian (pelaku) baru ditangkap, dia bilang ‘tenang maki bu jangan maki terlalu ribut saya bisa ganti anak ta dengan emas 10 gram’. Dia bilang jangan maki cariki anakta saya ganti dengan emas 10 gram. Dia sampaikan sama keluargaku. Maksudnya dia mau tutup kasusnya tidak mau perpanjang,” umbar E.
“Mungkin dia bilang kita tergiur dengan emasnya karena dia sebut-sebut banyak emasnya, makanya dia mau kasi kita 10 gram untuk diam,” sambungnya.
Namun kata E, keluarga korban tetap bersikukuh pelaku harus dihukum setimpal dengan perbuatannya. “Pokoknya nyawa harus dibayar dengan nyawa,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, dua pelaku A (17 tahun) dan F (14 tahun) nekat menghabisi nyawa MFS lantaran terobsesi dengan bisnis penjualan organ tubuh di internet. Meski demikian pelaku bukan sindikat penjualan organ melainkan pembunuhan berencana.
“Motifnya ekonomi, memang untuk ekonomi keluarga tersangka ini kategori kurang. Yang jelas ini pengetahuan yang pendek saja. Sehingga langkahnya yang diambil pelaku juga pendek,” Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto baru-baru ini.
Perwira tiga melati ini mengungkapkan, kedua pelaku tidak tahu menyoal jual beli organ. Akibatnya kedua pelaku bingung setelah membunuh korban.
“Dia belum pernah ketemu sama yang katanya mau beli, dia juga belum memastikan dimana itu pembelinya. Makanya dia sempat kebingungan ketika korban meninggal, dia bingung mau diapain, akhirnya dibuang,” terangnya. (*)
Reporter: Akbar
Editor: Yogi Wibawa