benuanta.co.id, BULUNGAN – Guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) pada bidang pertanian dan peternakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) akan melakukan penataan kembali pemasukan hewan unggas dari luar Kaltara.
Kepala DPKP Kaltara Ir Heri Rudiyono melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPKP Kaltara drh. Muhammad Rais Kahar mengatakan, pihaknya akan melakukan penataan pemasukan ayam beku ke Kaltara.
“Karena selama ini, banyak ayam beku dari luar Kaltara baik dari Berau maupun Surabaya, notabene tidak meningkatkan peternak lokal,” ujar Muhammad Rais Kahar kepada benuanta.co.id, Kamis 3 November 2022.
Kata dia, malah dampak yang terjadi ketika banyak produk luar masuk berupa ayam beku, maka kurang bergairahnya peternak lokal untuk mengembangkan usaha peternakan ayam potong.
Untuk itu Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPKP Kaltara memiliki tugas mengembangkan peternakan rakyat. Hal itu dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan pendapatan maupun kesejahteraan petani dan peternak lokal di Kaltara.
“Nah kalau kondisi dibiarkan terus menerus, pengusaha terus mendatangkan ayam hidup yang siap potong. Menurut penilaian kami ini sangat merugikan, karena pertama pelaku usaha ini tidak melakukan usahanya di Kaltara,” jelasnya.
Dirinya pun berharap kantor dan kandang bagi pengusaha luar didirikan di Provinsi Kaltara supaya ada PAD yang diterima pemerintah. Pihaknya pun telah mengundang stakeholder dari Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur dan berasal dari Kota Tarakan agar di tahun depan kantor dan kandang ayamnya dibuat di Kaltara.
“Kami minta kepada mereka mulai 2 Januari 2023 sudah memiliki kantor di Kaltara, supaya mereka bisa membayar pajak dan sebagainya sehingga ada pendapatan yang diterima Provinsi Kaltara,” sebutnya.
Pihaknya juga meminta bagi pelaku usaha perdagangan ayam hidup ini, di awal Januari 2023 harus membangun kemitraan bagi peternak lokal. Harapannya, di depan mata kebutuhan daging ayam semakin meningkat dengan hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) dan kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI).
“Di KIPI sekarang menggeliat, artinya kalau tidak segera dikembangkan peternak lokal kita sampai kapan pun tidak akan berkembang,”
Untuk lokasi kemitraan antara pelaku usaha dengan peternak lokal sendiri, Muhammad Rais Kahar meminta Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung wilayah darat untuk dibuka kandang baru.
Harapannya dengan kandang kemitraan ini, tidak ada lagi ayam hidup atau ayam beku dari luar Kaltara. Namun dihasilkan dari Kaltara, sehingga perputaran uang dari ayam ini hanya bergerak di Kaltara.
“Dengan demikian target kita Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pertama adanya peningkatan kesejahteraan, kedua adanya kontribusi sub sektor peternakan terhadap perekonomian daerah,” katanya.
Dalam perhitungannya, kebutuhan ayam per hari di KIPI yang kondisinya belum begitu ramai mencapai 1.000 hingga 1.500 ekor. Sedangkan Kabupaten Bulungan kebutuhan ayamnya bisa mencapai 4.000 sampai 4.500 ekor per hari.
“Artinya apa, sehari Bulungan dan KIPI saja membutuhkan ayam mencapai 6 ribu ekor, ternyata sebagian besar masih di suplai dari luar. Kalau ini dikembangkan di peternak lokal, berapa banyak potensi lapangan kerja yang kita buka,” papar Rais begitu akrab disapa.
Lanjutnya, tentu tingkat pengangguran menurun, lalu secara global ini berkontribusi bagi PDRB daerah dari sub sektor peternakan.(*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli