TANJUNG SELOR – Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada semester I 2022 mencapai Rp 490,74 miliar, diberikan kepada 7.343 debitur dengan total outstanding KUR sebesar Rp 430,21 miliar.
Dari total tersebut, penyaluran kredit KUR didominasi oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), dengan nilai Rp 285,64 miliar diberikan kepada 5.870 debitur atau 70 persen dari total debitur KUR di Kaltara. Berikutnya oleh Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri, sementara Bank Pemerintah Daerah (BPD)-Kaltimtara sebagai penyalur terbanyak ke empat, dengan nilai KUR Rp 43 miliar (364 pelaku usaha).
Gubernur Kaltara Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum mengapresiasi program KUR yang diberikan Pemerintah dalam mendukung kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Provinsi Kaltara. Menurutnya, kredit atau pembiayaan modal kerja ini memiliki suku bunga rendah. Hal ini karena adanya subsidi bunga dari Pemerintah sehingga ada keringanan bagi pelaku usaha dalam beban bunga yang ditanggung.
Selain itu, kata Gubernur, KUR yang bertujuan untuk memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing UMKM itu, diharapkan juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Gubernur mengapresiasi atas dukungan permodalan usaha di Kaltara. “Dengan dukungan permodalan ini, UMKM akan tumbuh dan berkembang sehingga mampu meningkatkan perekonomian Kaltara,” tutur Gubernur.
Sementara Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Perbendaharaan (DjPb) Provinsi Kaltara, Wahyu Prihantoro menyampaikan bahwa penyaluran KUR saat ini mengalami peningkatan.
Dikatakan, secara year on year (yoy), kinerja penyaluran KUR meningkat secara signifikan terhadap kinerja penyaluran pada akhir semester I tahun 2021. Tercatat, sebesar Rp 332,60 miliar untuk 6.320 debitur.
Berdasarkan sebaran wilayah, sebut Wahyu, debitur KUR tertinggi tercatat di Kabupaten Nunukan sebanyak 2.489 debitur. Lalu, diikuti Kota Tarakan sebanyak 2.141 debitur. “Untuk Kabupaten Malinau dan Tana Tidung didorong memanfaatkan pinjaman KUR untuk mendukung pelaku UMKM di daerah tersebut,” kata Wahyu.
Kucuran uang KUR senilai Rp 490,74, lanjut Wahyu, telah memfasilitasi 3.298 pelaku usaha perdagangan dengan nilai kredit sebesar Rp 249,89 miliar, pelaku usaha pertanian dan peternakan sebanyak 1.799 dengan nilai kredit sebanyak Rp 92,08 miliar, pelaku usaha perikanan sebanyak 1.082 dengan nilai kredit Rp 58,25 miliar, dan pelaku usaha lainnya seperti industri pengolahan makanan, jasa transportasi dan pergudangan serta jasa kesehatan.
Mengutip data dari (sikp.kemenkeu.go.id), kucuran KUR ini di dominasi skema KUR Mikro sebesar Rp 260,26 miliar (6.126 debitur), disusul skema KUR Kecil Rp 227,06 miliar (889 debitur) dan KUR supermikro Rp 3,1 milyar (328 debitur). (dkisp)