Waspada Virus Cacar Monyet, Dinkes Kaltara Akui Telah Terima Pedoman dari Kemenkes RI

benuanta.co.id, TARAKAN – Meski belum mewabah di seluruh dunia, penyakit virus cacar monyet mulai diwaspadai di Indonesia. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis.

Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga telah menyiapkan kewaspadaan salah satunya menyiapkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui Dinas Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Rumah Sakit.

Di Kalimantan Utara (Kaltara) sendiri juga dikenal memiliki banyak satwa monyet. Namun, virus ini dikatakan sangat langka dan spesifik di wilayah tertentu. Sehingga hanya pada populasi tersebut yang mudah terserang virus cacar Monyet.

Baca Juga :  Pemprov Kaltara Sukses Tuntaskan Program Bedah Rumah di Tahun 2024

“Artinya tidak semudah itu menular ke sesama hewannya, jadi hanya di daerahnya itu saja,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kaltara, Agus Suwandi, Jumat (27/5/2022).

Saat ini, Agus mengakui bahwa sudah terdapat pedoman dari Kemenkes RI untuk virus cacar Monyet ini. Ia menyebut bahwa pedoman ini juga telah diteruskan ke rumah sakit serta faskes-faskes yang ada.

“Inikan sebenarnya sudah lama virusnya, dalam beberapa tahun yang lampau itu sudah tidak pernah muncul, tapi ini muncul lagi. Indonesia memang belum ada tapi kita waspadai karena mobilitas antar negara sudah mulai terbuka,” tuturnya.

Baca Juga :  PLBN Labang Mulai Beroperasi, Perlintasan Negara Jalur Sungai

Ia melanjutkan, bahwa ciri-ciri dari penyakit ini menyerupai cacar namun lebih berbahaya. Penyakit inipun juga dapat menimbulkan komplikasi dengan penyakit lainnya. Sedangkan hal yang perlu diwaspadai adalah ketika munculnya bintik yang berair.

“Kalau penularan awal itu dari monyet, cuma menular ke binatang lain kalau gak salah dari urinnya kuda, kemudian urinnya itu mencemari lingkungan tersebut sehingga virusnya yang menular ke manusianya, jadi tidak langsung dari monyetnya, tidak kontak langsung,” papar Agus.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Benuanta, ciri-ciri dari penyakit cacar monyet ini mengalami demam yang cukup tinggi yang diikuti dengan :

  • ruam berupa papul, vesikel dan atau pustula terutama
  • pada wajah, telapak tangan dan kaki,
  • ditemukan limfadenopati pada leher, ketiak, atau lipatan paha,
  • dalam kurun waktu 21 hari sebelum timbul gejala,
  • penderita memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit,
  • kontak erat dengan kasus konfirmasi monkeypox,
  • kontak langsung dengan hewan pengerat atau primata,
  • mengonsumsi daging dan/atau produk hewan liar diduga terinfeksi.
Baca Juga :  Komitmen Berantas Narkotika, Pemprov Kaltara Terima Penghargaan dari BNN RI

Kasus cacar monyet ini awalnya terdeteksi di sejumlah negara-negara di Eropa, namun saat ini sudah mulai merambah ke negara Australia, sehingga masyarakat dunia perlu mewaspadai virus cacar monyet itu. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *