Wilayah Rawan Bencana di Kaltara, Waspada Banjir dan Puting Beliung 

benuanta.co.id, BULUNGAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) telah memetakan kerawanan bencana di setiap daerah di kabupaten kota.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kaltara, Andi Amriampa menjelaskan, setiap daerah di Kaltara memiliki memiliki kerawanan bencana yang berbeda-beda. Ada yang rutin terkena banjir, kebakaran lahan, tanah longsor, abrasi, angin puting beliung dan sebagainya.

“Kami lihat, setiap daerah jenis bencananya berbeda dan lebih spesifik. Kalau di Kabupaten Nunukan dan Malinau potensi bencana yang dominan adalah banjir,” ucap Andi Amriampa.

Baca Juga :  BPBD Kaltara Rencanakan Gelar Vertical Rescue pada Bangunan Gedung

Selanjutnya di Kabupaten Tana Tidung (KTT), khususnya di Kecamatan Tanah Lia daerah tersebut kerap terjadi angin puting beliung. Kemudian, di Kota Tarakan bencana yang dominan adalah banjir saat intensitas curah hujan yang tinggi, lalu banjir rob akibat air laut.

“Di Tarakan itu ada tanah longsor serta banjir dan abrasi pantai dan sebagainya. Daerah-daerah kepulauan itu kebanyakan abrasi pantai,” paparnya.

Baca Juga :  Dispar Kaltara Targetkan Jumlah Produk Memiliki HKI Bisa Bertambah

Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltara ini menuturkan untuk Kabupaten Bulungan, bencana alam yang kerap terjadi adalah banjir dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

“Untuk karhutla itu kerap terjadi di Kecamatan Tanjung Palas Timur dan beberapa wilayah lainnya,” ujarnya.

Dari semua kejadian kebencanaan ada 3 tahap penanganan, di antaranya pra bencana, hal itu berupa kegiatan mitigasi bencana dan kesiapsiagaan.

Baca Juga :  SK PPPK Dimungkinkan Terbit Lebih Awal

Ia menyebut, mitigasi bencana dilakukan misalnya untuk karhutla maka pihaknya akan melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat, kelompok masyarakat yang berpotensi menjadi pemicu  terjadinya kebakaran hutan serta kepada perusahaan.

“Disisi lain juga ketangguhan masyarakat ini terhadap bencana diharapkan secara sistematis bisa berjalan dengan baik seperti Desa Tangguh Bencana dan Masyarakat Peduli Api (MPA),” pungkasnya. (*) 

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *