benuanta.co.id, TARAKAN – Kementrian Agama (Kemenag) Tarakan mulai mempersiapkan sejumlah dokumen keberangkatan Calon Jemaah Haji (CJH). Hal ini dilakukan setelah adanya kepastian keberangkatan haji ditahun ini.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Umrah dan Haji Kemenag Tarakan, Muhammad Aslam menerangkan bahwa selain dokumen tersebut terdapat pula kesiapan fisik dengan screening yang dilakukan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan.
“Dalam screening kesehatan ini kami libatkan semua, sudah kisaran 151 CJH yang screening kesehatan pada 14 April 2022 lalu. Kan sampai sekarang belum ada kepastian, Tarakan berapa kuotanya. Sedangkan screening kesehatan ini kan gratis, jadi kami libatkan semuanya,” ujarnya, Jumat (22/4/2022).
Meski nantinya akan ada CJH yang tidak berangkat, minimal mereka dapat mengetahui kondisi kesehatan mereka.
Pengecekan kesehatan ini juga dilakukan deteksi meningitis untuk CJH sudah ada istilah kesehatan dari Dinkes. Sementara, tes meningitis ini baru keluar pada saat semua CJH sudah melakukan medical check up. Di tahun-tahun sebelumnya, medical check up ini bayar Rp1 juta.
Screening ini, dikatakan Aslam sekaligus untuk mengecek awal kesehatan calon jamaah. Sehingga, hasil tes kesehatan bisa di upload ke dalam aplikasi yang diwajibkan untuk diisi para calon jamaah.
“Pengisian juga harus cepat, karena Dinkes diberikan waktu satu bulan untuk menyampaikan hasil pemeriksan kesehatan calon jamaah sebelum di suntik meningitis,” ucap dia.
“Kalau yang bayar, Rp 1 juta itu nanti kami tidak libatkan semua calon jamaah. Beda kalau yang screening ini kan gratis, makanya kami libatkan semua calon jamaah sambil silaturahmi juga,” lanjut Aslam.
Aslam menambahkan, pihaknya juga sudah menyampaikan tentang kebijakan dari pemerintah terbaru, terkait keberangkatan haji tahun ini. Meski keberangkatannya sudah tertunda dua tahun, namun Aslam memastikan para calon jamaah menyetujui kebijakan pemerintah.
Para calon jamaah juga diberikan pengertian, kebijakan pemerintah ini hanya meneruskan aturan dan syarat menjalankan ibadah haji dan umrah yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi.
“Nanti kalau sudah ada namanya, sekian orang dan siapa saja yang berangkat baru dilakukan cek kesehatan secara menyeluruh dan dijadwalkan untuk suntik meningitis,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa