benuanta.co.id, TARAKAN – Permasalahan banjir di sejumlah titik rawan di Tarakan hingga kini dianggap masih belum terselesaikan oleh masyarakat. Pasalnya, banjir ini tidak pernah lepas ketika hujan melanda dengan intensitas tinggi dan durasinya lumayan lama. Seperti beberapa hari lalu.
Salah satu masyarakat yang kerap kali jadi korban langganan banjir, Sulis (35) mengaku tidak tenang ketika hujan mulai turun. Sulis sudah menetap semenjak 5 tahun lalu di Kelurahan Karang Anyar RT 2.
“Ya mau gimana lagi, namanya juga sudah jadi langganan kita siap-siap aja kalau banjir. Jadi kalau sudah prediksi hujan lebat kita siap-siap nya naikan barang elektronik jangan sampai ada yang di lantai gitu,” bebernya, Rabu (20/4/2022).
Terlebih pada hujan yang terjadi 16 April 2022 lalu, kondisi rumahnya juga terendam banjir. Meski memiliki waktu yang tidak terlalu lama untuk surut namun ini sangat menyulitkan karena ia harus membersihkan kotoran yang dibawa arus air masuk ke dalam rumahnya.
“Bersih-bersihnya itu yang capek, kalau banjirnya kita sudah terbiasa digenangi air begini tiap hujan ya palingan sejam dua jam itu surut tapi tetaplah capek bersih-bersih,” tegasnya.
Merespon hal tersebut, Kabid Perairan dan Pengendalian Banjir Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan, Sabudi menjelaskan bahwa pada tahun ini pihaknya akan melakukan pelebaran pada jembatan di samping masjid Darussalam.
“Dari jembatan itu hilirnya kita lebarkan, dengan harapan mengurangi tapi tidak semua. Namanya banjir kita bicara sistem drainase dan penanganan, kalau di area itu dilebarkan semua juga harus, tapi bertahap,” jelasnya saat ditemui Benuanta, Rabu (20/4/2022).
Saat ini, dikatakannya pihak konsultan sedang melakukan perencanaan terhadap pelebaran tersebut. Namun, pemukiman warga saat ini juga menjadi kendala dalam hal penanganan banjir.
“Itukan lahan kita sungai dilebarkan, harusnya dilebarkan, kalau itu tanah masyarakat harus kita beli kita ganti rugi jadi prosesnya panjang. Ya kendala juga karena ada analisa hidrologi, air yg dari Kampung Bugis besar debitnya segini, kalau perlu dilebarkan ya kita ikuti berdasarkan itu,” kata Sabudi.
Disinggung soal target pengerjaan, Sabudi menuturkan menunggu hingga konsultan selesai melakukan perencanaan. Nantinya, akan segera di garap sekitar bulan Juni hingga Juli.
“Kalau anggaran belum, masih dibahas (konsultan), kalau tidak hari ini ya besok konsultan mau presentasi ke kami, mudah-mudahan bulan 5 atau 6 itu mulai tender dan bulan 6 atau 7 dikerjakan secara bertahap,” ucapnya.
Begitupun yang terjadi dengan wilayah rawan banjir lainnya yaitu Karang Balik, Gang Penguhulu. Saat ini konsultan juga tengah melakukan analisis pada lokasi tersebut.
“Kita mau lebarkan juga sekitar 5 meter, rencana begitu. Itu juga konsultan sedang mengukur, waktu-waktu nya hampir sama dengan Karang Anyar. Kita fokus ke yang dua itu dulu, yang besar-besar kalau yang lainnya yang kecil-kecil ya tunggu saja satu jam, atau setengah jam itu hilang (banjirnya),” tutupnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli