Dinkes Targetkan Angka Stunting Kaltara 14 Persen di Tahun 2022 

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Angka stunting atau kekurangan gizi kronis terhadap anak Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) masih berada di atas angka nasional dengan besaran 24,5 persen. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk Provinsi Kaltara sendiri berada di angka 27,5 di tahun 2021.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara, Usman melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltara, Agust Suwandy mengatakan target tahun 2022 sendiri Kaltara ingin berada di bawah angka nasional.

“Kita masih di atas nasional, kemudian target di 2022 ingin mencapai 18,5 persen. Jadi cukup besar gapnya. Target RPJMN kita bahkan harus mencapai 14 persen saja,” ucap Agust Suwandy kepada benuanta.co.id pada Kamis, 27 Januari 2022.

Baca Juga :  Pemprov Kaltara Sukses Tuntaskan Program Bedah Rumah di Tahun 2024

Agust menuturkan, stunting ini terjadinya multi faktor, sehingga penanganannya tidak bisa satu sisi atau sektor saja tapi harus multi sektor juga.

Beberapa tahun ini sudah banyak sektor dilibatkan, setidaknya terdapat 18 sektor melakukan gerakan bersama aksi dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan stunting.

“Seperti Kemendagri, Bappeda, dinas terkait di antaranya kesehatan, sosial, pemberdayaan perempuan dan lain-lain. Stunting ini terjadinya kronis,” tuturnya.

Upaya pencegahannya tidak bisa hanya satu titik pada anak saja. Karena ini terjadinya paling tidak dalam seribu hari pertama kehidupan.

Dari masa hamil dan dua tahun pertama. Untuk itu intervensinya harus jauh hari disiapkan. Ibu melahirkan bayi yang sehat diawali kehamilan yang sehat.

“Kondisi ibu sehat, gizi baik dan tidak menderita kekurangan energi kronik. Jadi harus disiapkan dari masa remaja. Jangan sampai ketika remaja menderita anemia, kurang gizi dan kurang energi kronik. Ketika menjadi ibu, bisa sehat dan memiliki kehamilan yang baik dan dapat melahirkan bayi yang sehat,” bebernya.

Baca Juga :  Dispora Kaltara akan Bangun Sport Centre

Agust memaparkan, upaya menekan angka stunting sendiri, langkah di Kaltara cukup kompleks. Pada semua kagetori golongan umur siklus kehidupan harus intevensi. Pertama program pemberian tablet tambah darah pada remaja untuk mencegah anemia harus rutin dilakukan.

“Butuh peran serta sekolah dan dinas pendidikan. Kalau dilakukan rutin, anemia pada remaja bisa berkurang,” ujarnya.

Kemudian pada ibu hamil itu berupa pemeriksaan rutin, pemberian makanan tambahan dan tablet tambah darah itu berpotensi kehamilan sehat.

Baca Juga :  Tak Disokong DAK, Disperindagkop Kaltara Upayakan SOA Berjalan dengan APBD

Lalu intervensi bayi, pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif 6 bulan, makanan pendamping asi, makanan bergizi dan pemantauan pertumbuhan selalu dilakukan.

“Itu berupa kunjungan ke Posyandu setiap bulan. Dilihat grafik pertumbuhan, ketika ada penyimpangan garis pertumbuhan, bisa cepat diintervensi dan tidak terlambat,” paparnya.

Berdasarkan sumber hasil survei status gizi Indonesia 2021, data angka stunting di Provinsi Kaltara terlihat bervariasi penyebaran di masing-masing daerah. Untuk Kabupaten Nunukan sebesar 30 persen, Kabupaten Bulungan sebesar 22,9 persen, Kota Tarakan sebesar 25,9 persen, Kabupaten Malinau sebesar 24,2 persen dan Kabupaten Tana Tidung sebesar 22,8 persen. (*) 

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *