TANJUNG SELOR – Survei yang dilakukan sejumlah lembaga menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat terus berada di lima besar. Ini semakin membuat yakin Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Demokrat Dr. Yansen TP, M.Si partainya akan berjaya pada pemilu tahun 2024.
Seperti hasil survei dari Indikator Politik yang dilaksanakan 30 Juli – 4 Agustus 2021, menempatkan PDIP di posisi pertama 24,4%, kemudian posisi kedua Gerindra 12,8 %, sedangkan Demokrat dan Golkar posisi imbang yaitu 9,0%, setelah itu baru PKB 8,2%.
“Menurut saya kalau posisi seperti ini berarti posisi yang naik,” ujar Yansen TP menanggapi hasil survei dari Indikator Politik yang dirilis, Rabu (25/8/2021).
Posisi Demokrat naik, kata Yansen, karena sebelumnya posisi Demokrat berada di bawah dari hasil yang dirilis dalam beberapa bulan terakhir oleh berbagai lembaga survei. Namun elektabilitas Demokrat terus naik dan terus naik, lalu terus bertahan di kisaran posisi 3 – 5.
“Artinya posisi 3 – 5 ini atau 5 – 3 ini kan posisi yang baik. Jadi berbilang waktu ke depan akan ada perbaikan-perbaikan, ada tren-tren yang berkembang di masyarakat, kemudian isu-isu yang lebih bergulir baik di masyarakat. Ini akan membuat posisi Demokrat semakin lebih baik dalam kompetensi yang ada di Tahun 2024,” yakinnya.
Jadi, lanjut Waketum Demokrat yang punya akronim nama YTP ini, dirinya yakin bahwa dengan adanya berbagai tren yang semakin membaik, juga semakin mendewasakan Demokrat dan terlebih Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dengan itu, juga akan membuat posisi daya tawar Demokrat di dalam kancah politik juga jadi perhitungan untuk kerja sama atau koalisi yang juga akan semakin lebih baik. Itu nanti menurutnya akan membuat lompatan-lompatan tertentu dalam penilaian masyarakat.
Terlebih, kata dia, di kala nanti masuk pada isu-isu sentral di tahun 2024, karena masing-masing partai akan punya strategi pengembangan isu.
“Nah melihat ini, dengan posisi 5 ke 3, ini membuat posisi Demokrat semakin mantap di 2024, karena perbaikan terus menerus terjadi, kemudian ada rekonsiliasi pemikiran, kemudian koalisi, ini membuat posisi Demokrat semakin baik di mata masyarakat dan peluang untuk bisa menang di 2024,” katanya.
“Saya kira tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, karena politik itu bulat, tapi saat berkompetesi dia akan lonjong. Artinya bisa saja nilai yang dikatakan orang Demokrat kalah bersaing, ketum masih muda, itu akan berubah di saat-saat terakhir nanti,” imbuh pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) ini.
Sementara itu, Direktur Indikator Politik Burhanudin Muhtadi dalam konferensi pers secara virtual mengatakan, PDIP masih menduduki posisi teratas dengan suara 24 persen. Kemudian diikuti Gerindra 12,8% dan Golkar-Demokrat yang memiliki suara yang sama, yakni 9 persen.
“PDIP hingga sejauh ini masih paling banyak basis pendukungnya, sekitar 24%. Kemudian Gerindra 12,8%, Golkar dan Demokrat imbang, yakni masing-masing sekitar 9%, PKB 8,2%, PKS 7%, PPP 3,9%, NasDem 3,5%, PAN 2.2%,” ungkap Burhanudin.
Sebelumnya ia jelaskan bahwa penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error—MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.(*)
Berikut ini hasil lengkap elektabilitas partai politik versi Indikator Politik:
PDIP 24,4%
Gerindra 12,8 %
Golkar 9,0%
Demokrat 9,0%
PKB 8,2%
PKS 7,0%
PPP 3,9%
NasDem 3,5%
PAN 2,2%
Perindo 1,0%
Hanura 0,7%
PSI 0,4%
PBB 0,2%
Berkarya 0,1%
Gelora 0,1%
Garuda 0,0%
PKPI 0,0%
Lainnya 0,4%
Tidak Tahu 17,0%
Editor: M. Yanudin