KETERSEDIAAN tabung gas LPG 3 kg sering kali menjadi perbincangan warga Kalimantan Utara (Kaltara) jika mengalami keterlambatan pendistribusian. Bahkan, harga satu tabung gas LPG 3 kg bisa melambung drastis jika terjadi kelangkaan. Biasanya, harga per tabung gas melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang mencapai Rp30 hingga Rp80 ribu per tabung. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara menggandeng pihak swasta agar memperlancar pendistribusian. Keberadaan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) dan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di wilayah Bengawan Kelurahan Juata Permai, Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tarakan harusnya menjadi jawaban tepat mengantisipasi kelangkaan LPG 3 kg di Kaltara.
Setelah Gubernur Kaltara, Drs Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum meresmikan operasional SPPBE dan SPBE pada, Senin (7/6) lalu keberadaan SPBBE yang dikelola PT. Kayan Central Pratama (KCP) dan SPBE oleh PT. Kaltara Petroleum Gas (KPG) ini diharapkan mampu mengatasi kelangkaan gas elpiji khususnya tabung 3 kilogram di Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan. Bahkan diharapkan bisa memberikan harga yang murah bagi masyarakat Kaltara pada umumnya.
Kebutuhan tabung gas LPG 3 kg subsidi di Kalimantan Utara kisaran 315 ribu tabung per bulannya. Walaupun terkadang terdapat keadaan kuota bisa saja ditambah seperti terdapat hari besar keagamaan. Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kaltara pun berbeda-beda setiap daerahnya. Untuk diketahui, letak geografis Kaltara juga turut mempengaruhi HET karena ada ongkos angkut tabung gas LPG 3 kg sampai tujuan.
Untuk Kota Tarakan HET pangkalan tabung LPG 3 kg subsidi sekitar Rp 16.700/tabung, namun di pesisir menjadi Rp 18.700/tabung. Untuk Nunukan HET Rp 20.000/tabung. Bulungan kisaran HET Rp 26.000-35.000/tabung, Malinau Rp 28.000/tabung, KTT di kisaran Rp 29.100-40.100/tabung. Semakin jauh daerah yang dijangkau pada suatu wilayah mempengaruhi harga karena adanya ongkos angkut.
“Total per agen itu rata-rata 30.300 tabung, jadi total se Tarakan 110.000 tabung untuk refill (isi ulang), kalau Nunukan sekitar 70 ribuan jumlahnya dalam per bulan,” ungkap Azri Ramadan Tambunan selaku Sales Branch Manager (SBM) PT Pertamina Rayon V Kaltimut.
Sementara itu, total agen LPG 3 kg subsidi yang ada di Kaltara sebanyak 13 agen terbagi di Tarakan 3 agen, Nunukan 2 agen, Bulungan 5 agen, Malinau 2 agen dan KTT 1 agen. Adapun jumlah pangkalan di atas 400-an pangkalan se Kaltara.
Disebutkan Azri, sampai saat ini sudah tidak tersiar isu terkait ada kelangkaan tabung gas LPG 3 kg ini karena kuota cukup banyak untuk melayani masyarakat yang menerima manfaat tabung gas subsidi dari pemerintah untuk golongan masyarakat yang kurang mampu tersebut.
“Tidak ada lagi untuk isu kelangkaan dan memang barangnya ada,” cetusnya.
Hal senada dikatakan Destra selaku Sales Branch Manager Rayon VI Kaltimut, untuk wilayah Bulungan, Malinau dan KTT tidak ada keluhan terkait kelangkaan. Ia memastikan soal pendistribusian juga berjalan aman. Pengisian tabung gas 3 kg untuk 3 kabupaten di Kaltara selain Tarakan dan Nunukan ini di wilayah Kabupaten Berau, Kaltim dan diangkut dari jalur darat.
Menurut Azri, dengan berdiri dan beroperasinya SBPE di Kota Tarakan oleh pihak swasta dipastikan tidak ada lagi kendala seperti isu kelangkaan akibat kuota tabung masih dalam perjalanan laut karena diangkut dari Balikpapan menggunakan kapal laut. Namun, setelah adanya SPBE tidak jauh lagi lokasi pengisian dan pendistribusian bisa lebih cepat kecuali untuk ke Nunukan kapal mesti menyebrang dari Tarakan.
“Setelah launchingnya SPBE di Tarakan agen ngisi ulang tabung LPG ke SPBE ini, terhitung mulai klirnya di Agustus bulan depan (pengisian ulang 100 persen di SPBE Tarakan) karena pihak Pertamina menghabiskan kontrak kerjasama pengangkutan. Tapi itu hanya sebagian kecil, masih ada suplai, tapi tetap ngisi di SPBE, jadi kita hanya menghabiskan stok yang ada di gudang kita, terhitung 1 Agustus ini kita di SPBE di Tarakan,” paparnya.
Apakah kebutuhan tabung gas isi ulang di Bulungan, Malinau dan KTT akan dilayani di SPBE Tarakan, menurut Destra hal itu masih dalam pengkajian pihak Pertamina.
“Untuk pindah ke SPBE Tarakan masih dalam evaluasi efisiensi keekonomian, mengingat proses distribusi double handling (darat dan laut),” jelasnya.
Tim Terpadu Awasi Pendistribusian Tabung LPG 3 Kg
Pada Ramadan lalu, bagian ekonomi Pemprov Kaltara menggandeng Pemkot Tarakan dan Pertamina melaksanakan inspeksi mendadak (Sidak) pangkalan dan utamanya menyasar pedagang LPG 3 kg bukan pangkalan atau lebih dikenal pengecer secara random. Masih ditemukan pengecer yang menjual tabung gas LPG 3 kg subsidi dengan harga yang sudah dinaikkan hingga melampaui HET.
“Kita ada pertemuan Pertamina dengan Disperindagkop Kota Tarakan, jadi kita membutuhkan dasar yang kuat agar kendala di lapangan mereka menuntut balik kita ada payung hukumnya. Jadi ada SK pengawasan dari Walikota, informasinya sudah ada SK nya, kita akan kembali ke tempat yang kita sidak sebelumnya,” ungkap Azri.
Menurut Azri, setelah ada payung hukum ini maka akan ada tindakn tegas dari Tim Terpadu untuk masyarakat yang melanggar aturan seperti turut menjual LPG 3 kg padahal bukan pangkalan. Bahkan upaya penyitaan akan dilakukan.
“Sebelumnya kita tida tindakan penyitaan, sekarang kita rencanakan sidah dengan tim kemarin tim terpadu lah, kalau mereka masih juga kita akan sita barangnya, karena sudah ada SK hukumnya dari Walikota. Jadi ada tim terpadu lah kita nantinya, karena mereka bukan pangkalan, jual tanpa izin,” jelasnya.
“Terkait dengan pengawasan LPG ini tidak hanya pertamina tapi Disdagkop juga turut mengawasi karena di sana ada subsidi ya jadi turut bertanggung jawab untuk LPG 3 kg ini, kepolisian juga terlibat terkhusus dari Pertamin yang kami lakukan seperti sidak ke pangkalan, cek harga di pangkalan sesuai HET atau tidak,” tutupnya. (ram/nik/bn)