TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) saat ini tengah mewaspadai terjadinya penularan Covid-19 varian baru yang disebut varian delta. Peluang terjadinya besar, jika masyarakat Kaltara tidak disiplin protokol kesehatan (Prokes). Sebagai upaya pencegahan, maka masyarakat harus menerapkan Prokes yang ketat.
“Kalau varian baru ini memang belum terdeteksi di Provinsi Kaltara, namun tetap diwaspadai. Hal ini patut menjadi perhatian pemerintah bukan hanya di pusat, melainkan juga di daerah,” ungkap H. Khaeruddin Arief Hidayat selaku anggota Komisi IV DPRD Kaltara kepada benuanta.co.id, kemarin.
Pemerintah Provinsi Kaltara diminta untuk lebih ketat mengawasi pergerakan masyarakatnya, terutama yang melaksanakan perjalanan, terlebih perjalanan dari luar daerah. Dirinya mendengar jika varian baru ini sulit terdeteksi jika hanya menggunakan rapid antigen.
“Boleh saja dengan antigen orang ini negatif, tapi sesungguhnya dia dalam keadaan positif. Sehingga ini benar-benar harus diwaspadai. Sementara kalau pakai PCR yang bisa deteksi, tentu nilainya mahal yang semua masyarakat tidak bisa jangkau,” ucapnya.
Pria yang berasal dari Fraksi Amanat Pembangunan Nasional Bintang Kebangsaan ini menyarankan kepada pemerintah agar bisa mengimbangi kebijakan pusat. Terlebih saat ini tengah diberlakukan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
“Memang banyak penularan itu saat terjadi kerumunan, maka kita minta agar bekerja di rumah diperbanyak. Intinya perketat Prokes seperti penggunaan masker, jaga jarak dan sebagainya,” tuturnya.
Khaeruddin Arief menuturkan masyarakat harus patuh dan disiplin, jangan merasa sehat lalu melakukan perkumpulan biasanya dari kegiatan banyak yang terjadinya penyebaran Covid-19. “Banyak yang terjadi saat berkumpul dengan rekan kerja seperti pas lagi makan atau rapat. Terkadang kita tidak tahu dari mana asal rekan yang kita temui itu,” bebernya.
Politisi PAN ini menambahkan, terkait pengetatan wilayah, selama ini sudah berjalan dengan baik, yang terpenting masyarakat Kaltara tidak perlu keluar begitu juga tidak bisa meloloskan dengan mudah masuk ke Kaltara. “Yang penting kita isolir di Kaltara saja, kita masih mending daripada apa yang terjadi di Pulau Jawa,” tutupnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: M. Yanudin