Oleh: Nurin Ainistikmalia, S.S.T., M.E.
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Tana Tidung
Senin (17/5), Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota se Kalimantan Utara secara serentak merilis angka PDRB Triwulan 1 Tahun 2021. Rilis perdana ini merupakan sebuah upaya untuk menjawab kebutuhan data ekonomi berbasis kewilayahan yang selama ini baru bisa dilakukan pada level provinsi.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Utara pada rilis dua pekan sebelumnya menyampaikan angka pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara pada triwulan 1 2021 yang terkontraksi sebesar 1,91 persen dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi minus ini disebabkan oleh turunnya nilai tambah bruto Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar minus 14,02 persen, disusul oleh Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar minus 8,64 persen, Jasa Perusahaan sebesar minus 4,51 persen, dan Administrasi Pemerintahan minus 4,45 persen.
Kontraksi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan ini disumbang oleh sub sektor Angkutan Udara dan Angkutan Laut, yang mendapatkan dampak langsung dari adanya pandemi Covid-19. Pada sektor ini, Kota Tarakan mencatatkan kontraksi tertinggi yakni sebesar minus 13,49 persen, sementara terendah yakni Kabupaten Malinau sebesar minus 2,25 persen. Sebagai cerminan daerah perkotaan di Kalimantan Utara, Kota Tarakan juga menjadi penyumbang terbesar turunnya perekonomian pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Provinsi Kalimantan Utara. Pada sektor ini, Kota Tarakan terkontraksi sebesar minus 16,55 persen.
Jika dilihat secara spasial, Kota Tarakan memberikan kontribusi terbesar terhadap Kalimantan Utara sebesar 38,26 persen dengan pertumbuhan -1,23. Kontribusi terbesar kedua oleh Kabupaten Nunukan yakni sebesar 26,39 persen dengan pertumbuhan -1,57. Kontribusi terbesar ketiga oleh Kabupaten Bulungan sebesar 18,29 persen dengan pertumbuhan -1,88. Sementara itu, Kabupaten Malinau menduduki peringkat keempat dengan kontribusi sebesar 11,22 persen dan pertumbuhan -1,67 persen. Di posisi kelima, Kabupaten Tana Tidung memberikan kontribusi terkecil di antara yang lainnya yakni hanya sebesar 5,84 persen, namun dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi terdalam yakni sebesar -2,14 persen. Besarnya kontraksi ini dipicu oleh kontraksi sektor kehutanan yang merupakan salah satu sektor dominan pembentuk PDRB Kabupaten Tana Tidung, yakni sebesar -8,38 persen.
Dibandingkan dengan triwulan IV-2020, ekonomi Kalimantan Utara tumbuh sebesar 0,49 persen (q to q). Peningkatan ini disokong oleh beberapa lapangan usaha, salah satunya oleh pertambangan dan penggalian. Pada triwulan I-2021, peningkatan produksi pada sektor ini dipengaruhi oleh peningkatan permintaan batu bara oleh negara tujuan ekspor. Pada level Kabupaten/Kota, pertumbuhan Pertambangan dan Penggalian q to q pada triwulan I-2021 tertinggi diraih oleh Kabupaten Tana Tidung sebesar 8,80 persen, sementara terendah oleh Kota Tarakan yang hanya sebesar 2,78 persen.
Selain Pertambangan dan Penggalian, Lapangan Usaha yang turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara secara q to q ialah Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 2,45 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 2,27 persen, serta Perdagangan sebesar 6,30 persen. Ketiga lapangan usaha ini juga tampak tumbuh positif di seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Utara.
Dengan adanya rilis pertumbuhan ekonomi per triwulan menurut Kabupaten/Kota se Kalimantan Utara tentunya akan semakin memperkuat data ekonomi provinsi muda ini. Seperti yang kita ketahui, Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB ialah nilai keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu wilayah dalam satu jangka waktu tertentu merupakan alat ukur perekonomian suatu wilayah yang cukup handal untuk digunakan dalam berbagai kepentingan baik itu sebagai evaluasi maupun perencanaan. Adanya angka PDRB triwulanan pada level Kabupaten/Kota tentu saja akan sangat membantu memotret kondisi riil ekonomi tiap daerah secara spesifik dan khas. Pemulihan ekonomi selama masa pandemi Covid-19 yang belum dapat diprediksi kapan akan berakhir tentunya membutuhkan strategi penguatan beberapa sektor lapangan usaha di setiap wilayah. Setiap Kabupaten/Kota tentunya memiliki tingkat kekuatan yang berbeda-beda, namun demikian optimisme kebangkitan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara masih memiliki harapan yang sangat besar.
Pengumpulan data dan fenomena ekonomi sebagai bahan pengukuran PDRB membutuhkan sinergitas dan kolaborasi antar instansi, perusahaan, dan seluruh stakeholder di Provinsi Kalimantan Utara. Hadirnya angka pertumbuhan ekonomi triwulanan pada level Kabupaten/Kota tentu tak luput dari kerja sama semua pihak yang membantu. Ke depan, sinergitas dan kolaborasi ini masih akan sangat dibutuhkan sebagai input dasar pengukuran. Semoga dengan rilis angka perdana ini, semakin memperkuat data ekonomi Kalimantan Utara. Dengan data, mari kita bangun negara!(*)