TARAKAN – Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat segala aktifitas terbatas, termasuk dunia pendidikan. Namun persoalan ujian sekolah bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tarakan tetap merencanakan dilakukan pada awal bulan Mei 2021 ini.
”Ujian sekolah untuk tingkat SMP akan dilakukan pada awal Mei, tetapi ada sekolah yang sifatnya boarding yang melaksanakan ujian keagamaan sehingga mengawali lebih dulu,” ujar Kepala Seksi Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan Kota Tarakan, Endah Sarastiningsih, S. Pd kepada benuanta.co.id, Rabu (7/4/2021).
Kendati ada sekolah yang mengawali lebih dulu, Disdikbud Tarakan pun tak mempermasalahkan hal tersebut. Apalagi ujian sekolah ini rencananya akan dilakukan dengan berbagai format.
Seperti ujian tertulis dalam bentuk portofolio hingga memperbolehkan dalam bentuk project atau produk yang akan disesuaikan oleh pihak sekolah masing-masing.
Baca Juga :
- Menuju PTM, Ini Sekolah yang Telah Lakukan Tahap Simulasi di Tarakan
- Banyak Guru Positif Covid-19, DPRD Tarakan Tidak Anjurkan PTM Dilaksanakan
- Ujian Nasional Kelulusan Ditiadakan, Disdik Sebut Tetap Ada Standar Kelulusan dari Satuan Pendidikan
Sedangkan pelaksanaan ujian sekolah, rata-rata sekolah yang ada di Tarakan akan tetap melaporkan ke Disdikbud untuk melakukan ujian tertulis dari pola daring, luring dan gabungan untuk menyesuaikan dengan siswanya masing-masing.
“Ujian tulis tidak selalu tatap muka, nanti yang tatap muka kemungkinan dari orang tua yang menginginkan ujian tatap muka atau dia tidak punya fasilitas untuk daring. Memang kondisi ini kita serahkan kepada sekolah, karena memang di sekolah itu bermacam-macam ya. Ada orang tua yang mau anaknya ujian daring aja dan fasilitas ada, tetapi ada juga orang tua yang mau anaknya ujian dibawa ke sekolah aja. Situasinya juga akan dikomunikasikan antara sekolah dan orang tua,” ujarnya.
Mengkondisikan luring dengan anak ke sekolah, kata Endah, akan lebih mudah dilakukan. Pasalnya, segala perangkat yang dibutuhkan telah disediakan oleh sekolah.
“Jika orang tua menghendaki anak untuk luring, tinggal bagaimana sekolah mengatur jarak antara satu siswa ke siswa yang lain. Kalau kapasitas ruangnya itu awalnya 80 siswa karena physical distancing jadi dibagi dua bisa jadi 40-an. Semuanya itu tergantung pilihan orang tua,” tandasnya.(*)
Reporter : Yogi Wibawa
Editor : Ramli