Tarakan – Dekan Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Borneo Tarakan Dr. Syaiful Anwar, SE, M.Si nilai pemerintah daerah baiknya dalam menargetkan pertumbuhan ekonomi di imbangi dengan baiknya penanganan kesehatan khususnya covid-19.
Pertumbuhan ekonomi yang masih minus pun menjadi sorotannya, dalam penentuan kebijakan harus berdampak ke sektor kesehatan yang semakin baik.
“Jangan sampai dalam pemulihan ekonomi daerah di bidang kesehatannya makin jebol,” tegasnya kepada benuanta.co.id, Jumat (24/02/2021).
Syaiful menjelaskan beberapa faktor yang perlu di benahi agar pertumbuhan ekonomi segera membaik. Pertama, dengan menurunnya angka kemiskinan di suatu daerah maka upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi semakin mudah. Hingga saat ini jumlah penduduk miskin sebesar 7,41 persen per September 2020 dari 6,49 persen per september 2019.
Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), lanjutnya, faktor kedua yang perlu di perhatikan dalam menaikkan pertumbuhan ekonomi. Inisiatif membangun Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) sulit di lakukan saat ini. Usaha yang banyak tutup saat ini di karenakan pembeli yang takut keluar rumah.
“Coba kita amati bersama, seperti Taman Oval (TO) Markoni sudah semakin sepi karena para pembeli masih khawatir dengan kondisi kesehatan mereka,” ujarnya.
Terakhir, Syaiful juga menyoroti pemerintah daerah dalam memasang target pertumbuhan ekonomi harus berhati-hati di karena saat ini apa yang di kerjakan pemerintah berdampak pada kemaksimalan penanganan covid-19.
Terlebih lagi saat ini trend penanganan covid-19 tidak kunjung melandai di Kaltara, dengan catatan minus -0,78 persen di harapkan pemerintah daerah serius dalam memerhatikan pertumbuhan ekonomi dan kesehatan daerah.
“Bagi saya, dalam kodisi saat ini pemerintah tetap perlu perhatikan kondisi kesehatan dan pertumbuhan ekonomi daerah,” tutupnya.(*)
Reporter: Reza Munandar
Editor: Ramli