TARAKAN – Durasi atau kecepatan sembuh pasien Covid-19 di Tarakan sangat bervariasi. Beberapa pasien dinyatakan sembuh setelah dirawat selama 1 bulan, namun ada juga yang menunggu hingga 3 bulan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M. Kes mengatakan cepat lambatnya kesembuhan seorang pasien dipengaruhi oleh immune tubuh masing-masing.
“Jika immune tubuh meningkat, kesembuhan pasien akan lebih cepat, sebaliknya jika peningkatan immune lambat, pasien cenderung akan sembuh lebih lama,” ujarnya kepada benuanta.co.id, Jumat 3 Juli 2020.
Devi menjelaskan, pasien yang terbilang cukup lama adalah pasien terakhir dari Kluster Temboro, yaitu COVID 32 yang telah dirawat selama 3 bulan dan telah melakukan SWAB sebanyak 12 kali.
“Hal ini dipengaruhi oleh immune pada tubuh pasien tersebut, selain itu durasi penerimaan hasil SWAB juga sangat berpengaruh,” terangnya.
Sebelum menggunakan alat Tes Cepat Molekular (TCM) di RSUD Tarakan, SWAB atau spesimen dikirim ke laboratorium rujukan di Surabaya atau Jakarta dan menunggu waktu yang lama untuk menerima hasil. “Hasil SWAB biasanya diterima dalam jangka waktu 1 minggu atau lebih jika mengirim ke laboratorium rujukan,” jelasnya.
Devi lanjut menjelaskan, Cartridge yang digunakan pada TCM memang terbatas, namun beberapa Cartridge sengaja di sisihkan untuk pasien positif Covid-19 melakukan follow up.
“Kami menyisihkan Cartridge khusus untuk pasien follow up agar tidak terhambat kesembuhannya, karena kalau dikirim waktunya agak lama,” sebutnya.
“Semua pasien positif Covid-19 diberikan obat dan kegiatan yang sama, dengan di isolasi di rumah sakit, tenaga kesehatan akan selalu memantau perkembangan immune pasien dan mempercepat kesembuhan,” tutupnya.(*)
Reporter : Matthew Gregori Nusa
Editor : Ramli