NUNUKAN – Komoditi andalan usaha warga masyarakat Nunukan, yakni rumput laut kembali turun di harga Rp 13.000 per kilogram (kg). Sebelumnya harga rumput laut di Nunukan mencapai Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu per kilogram (Kg).
Kamaruddin, pembudi daya rumput laut Mamolo mengatakan, dengan turunnya harga ini perlu adanya sharing atau tukar pendapat mengenai rumput laut di Kabupaten Nunukan, agar lebih baik bagi pembudaya maupun pagi pelaku usahannya.
“Yang perlu dibahas itu yang pertama kualitas lokal hingga sampai ekspor, kedua itu mengenai produk kenapa terlalu jauh turun harganya hingga Rp 13.000,” kata Kamaruddin kepada benuanta.co.id, Ahad (28/6/2020).
Lanjut dia, turunnya harga ini dikhawatirkan akan terus berlanjut. Terlebih, saat terjadi penurunan harga ini terjadi begitu cepat dan nilainya begitu besar. Namun untuk kenaikan harga, iramanya sangat lambat. Biasanya hanya berkisar Rp 200 hingga Rp 1000 per kg.
Menurut Kamaruddin, rumput laut cottoni di Kabupaten Nunukan selama ini kurang perhatian. Padahal komoditi rumput laut Nunukan adalah produk unggulan.
“Kami sering mendengar di mana-mana Pembudi daya rumput laut di Nunukan bisa membantu perekonomian masyarakat setempat bagian pesisir. Pekerja di rumput laut ribuan orang, yakni seperti mengikat rumput laut di bentangan atau yang dikenal masyarakat itu mabetang. Tidak sedikit juga orang bekerja dari luar Kabupaten Nunukan seperti dari Sulawesi, yakni Sulteng, Sulsel, Kaltim bahkan dari sekitar pulau jawa,” jelasnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin