TARAKAN – Program nasional Peduli Covid-19, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan bantuan sembako kepada masyarakat ke seluruh wilayah di Indoneia. Sebanyak 300.000 paket sembako dibagikan kepada masyarakat terdampak covid-19, khusus untuk di Kaltara sebanyak 5.000 paket dan Kota Tarakan dapat 1.000 paket.
Disampaikan Ketua DPC PKB Tarakan, Achmad Usman SH, sedianya sembako ini dijadwalkan pembagian pada pertengahan Ramadan. Namun karena perjalanan logistik jauh dan terkendala PSBB, akhirnya baru tiba 31 Mei 2020 lalu.
“Ini sudah diterima semua, sudah sebagian kami distribusi, termasuk pembagian masker di beberapa titik seperti di pasar. Karena disinyalir pasar tardisional berpotensi transmisi lokal karena tempat pertemuan dari berbagai lingkungan,” terangnya.
Untuk paket sembako sendiri telah didistribusikan Lazis NU sebanyak 100 paket, sekaligus dilakukan pendataan bagi penerima sembako yang berhak. “Karena PKB itu secara instisusional lahir dari NU maka kami mulai ke situ, karena dari pengurus cabang punya keterbatasan data, jangan sampai kami subjektif menyerahkan bantuan ini. Di sana ada data-data guru mengaji atau guru madrasah dan lainnya,” terang Usman.
Selain Lazis NU, distribusi juga dilakukan melalui anggota DPRD dari PKB, pengurus Cabang PKB, pengurus wilayah dan pengurus PAC kepada masyarakat yang berhak mendapatkannya. Usman pun meminta maaf jika banyak masyarakat, terutama konstituen PKB dan simpatisan yang tidak dapat lantaran jumlahnya terbatas.
“Maka kami sampaikan kepada konstituen PKB, khsusnya konstituen saya dan teman-teman Fraksi PKB untuk pengertiannya apabila ada yang tidak mendapatkan bantuan,” harapnya.
Pemberian bantuan ini, kata Usman sebagai bentuk tanggung jawab moril sebagai pejabat daerah dan sebagai fungsionaris partai. “Dukungan konstituen kepada kami itu secara tidak langsung menjadi amal ibadah atau pahala. PKB bisa berbuat seperti ini secara tidak langsung itu menjadi amal ibadah kepada konsiuen dan simpatisan,” tuturnya.
Paket sembako yang diberikan itu antara lain 10 kg, minyak makan 2 liter, dan gula 2 kg. “Selain guru mengaji dan guru madrsasa yang kontrak, juga marbot masjid, rumah ibadah seperti juga gereja. Tapi tidak semua bisa dapat, karena terbatas,” tutupnya.(*)
Reporter: M. Yanudin