TANA TIDUNG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tana Tidung (KTT), Jumat (15/5/2020) kemarin mendapat undangan dari Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Duta Besar Australia untuk menyampaikan laporan tentang literasi dasar.
Penyampaian laporan tersebut dilakukan melalui vide conference (vidcon), dihadiri juga oleh Wakil Bupati Tana Tidung, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Gubernur Provinsi Kaltara yang diwakili oleh Sekretaris Provinsi, serta Bupati Malinau dan Bupati Bulungan.
“Meskipun KTT bukan wilayah mitra kerja dari INOVASI, namun KTT tetap wajib lapor. Karena dari awal tahun KTT juga sudah melakukan kegiatan literasi dasar dengan menggandeng INOVASI yang sebelumnya sudah bermitra dengan Bulungan dan Malinau. Karena melihat itu, kita mengadopsi langkah baik tersebut, dan INOVASI memberikan bantuan teknis,” terang Kepala Disdikbud KTT melalui Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan, Diana.
Seperti yang dilaporkan saat penyampaian melalui vidcon. Disdikbud KTT melakukan pengukuran data awal untuk mengetahui literasi dasar yang ada di KTT. Pengukuran data awal telah dilakukan oleh Disdikbud pada awal Maret 2020 dan diolah secara metodologi oleh INOVASI.
“Jadi Disdikbud hanya melakukan pengukuran data saja, selanjutnya pengolahan data dilakukan langsung oleh INOVASI. Adapun instrumen untuk pengukuran data juga dibuat oleh INOVASI,” jelas Diana.
Instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran data ada dua. Pertama instrumen tes literasi dasar, meliputi mengenal huruf, suku kata dan kata. Kedua adalah tes pemahaman yang terdiri dari materi dan beberapa pertanyaan. Setelah melakukan pengukuran data di bulan Maret 2020, hasilnya keluar pada April 2020.
“Setelah hasilnya keluar itu sangat unik, dari hasil itu semua siswa di KTT untuk tes literasi dasar itu lulus sebanyak 81 persen. Ketika masuk di tes pemahaman, hampir semua jenjang itu kelas 1 sampai kelas 6 SD hasilnya tidak sampai 50 persen,” kata Diana.
Setelah mendapatkan hasil tersebut, Disdikbud menarik kesimpulan bahwa siswa Sekolah Dasar di KTT bisa membaca namun tidak paham dengan apa yang dibaca.
Dari hasil tersebut juga, Disdikbud akan menerapkan tiga strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yaitu dengan pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG), melaksanakan budaya baca dan pelayanan khusus bagi siswa yang lamban membaca. (*)
Reporter : Herdiyanto Aldino Bachri
Editor : Nicky