TANA TIDUNG – Baru-baru ini masyarakat Kabupaten Tana Tidung (KTT) dihebohkan dengan adanya kabar 4 pasien positif corona. Beruntung hal tersebut langsung diklarifikasi oleh tim gugus tugas percepatan penanganan covid-19.
Menanggapi hal tersebut Direktur RSUD Akhmad Berahim, dr. Budi ingin masyarakat bisa lebih cermat dalam menerima informasi dari berbagai sumber. Salah satu alasannya adalah jika salah dalam menyerap informasi bisa membuat stigma masyarakat terhadap penderita corona semakin memburuk.
“Untuk berita burung itu, itu bukan positif corona melainkan Rapid Test reaktif. RDT atau rapid test ini hanya untuk screening, untuk mengetahui masih akut atau sudah lama, jadi orang yang hasil RDT reaktif belum tentu positif corona, untuk mengetahui itu harus melalui tes swab,” jelas dr. Budi.
Disampaikan dr. Budi saat ini KTT belum ada kasus terkonfirmasi positif corona. Meskipun ada kasus terkonfirmasi positif, maka pasien akan dirujuk menuju Rumah Sakit rujukan yang ada di Tarakan, Bulungan dan Malinau.
Untuk orang yang menunjukkan hasil reaktif ketika Rapid Test maka akan masuk dalam daftar Orang Tanpa Gejala (OTG). Dan jika terjadi maka akan dilakukan karantina di RSUD Akhmad Berahim atau di Mes Karantina yang berada di Kecamatan Sesayap Hilir.
“Ada memang yang heboh waktu itu, OTG reaktif, tapi masih kita swab tes lagi. Info terakhir sampel untuk tes swabnya itu ada di Jakarta, biasanya butuh waktu seminggu sampai 2 minggu, sekarang ini sudah 10 hari,” kata dr. Budi.
Dokterr Budi juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak cepat mengambil kesimpulan terhadap warga yang dikarantina atau yang hasil rapid tesnya menunjukkan reaktif.
“Jangan cepat ambil kesimpulan, karena rapid tes itu tidak hanya reaktif pada corona saja, bahkan kita flu biasa saja itu bisa reaktif hasilnya. Makanya dibutuhkan tes swab untuk benar-benar mengetahui hasilnya positif corona atau tidak,” pesan dr. Budi.(*)
Reporter : Herdiyanto Aldino Bachri
Editor: M. Yanudin