benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan sehari-hari masyarakat. Mulai dari penggunaan untuk konsumsi makanan sampai non-makanan, memicu masyarakat untuk sangat bergantung dengan ketersediaan air bersih yang layak.
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) Statistik Air Bersih Kaltara 2023, mengungkapkan fenomena bahwa masyarakat sangat membutuhkan kemudahan akses dalam mendapat air bersih.
Hal ini dikarenakan semakin tahun masyarakat sudah memiliki mobilitas dan kesibukan yang tinggi, sehingga dituntut serba cepat. Untuk itu, masyarakat sangat mengharapkan adanya ketersediaan dari pemerintah daerah dalam memasok air bersih ke rumah tangga maupun non-rumah tangga. Tidak hanya itu, kelayakan air bersih pun wajib diperhatikan, agar kesehatan masyarakat dapat terjaga.
Sebagai tolok ukur kualitas dan ketersediaan air bersih bagi masyarakat, BPS melaksanakan pengumpulan data secara periodik setiap tahunnya mengenai air bersih yang disalurkan oleh perusahaan-perusahaan yang dilaksanakan di kabupaten dan kota.
Hal itu dikatakan Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai menjelaskan, jumlah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kaltara sebanyak 5 perusahaan. Tersebar di 4 kabupaten dan 1 kota.
PDAM merupakan perusahaan yang memproduksi air bersih dan penyalur air bersih. Terdapat empat di antara lima PDAM yang merupakan perusahaan tunggal. Sementara itu, PDAM di Kabupaten Nunukan merupakan kantor pusat yang memiliki 1 kantor cabang.
Mas’ud memaparkan, produksi total air bersih dari 5 perusahaan tersebut sebesar 39,34 juta m3. Namun tidak semua produksi air bersih tersebut disalurkan seluruhnya ke pelanggan, hanya 35,45 juta m3 yang disalurkan.
“Sementara itu, sisanya merupakan bocor dalam penyaluran dan pemakaian sendiri oleh perusahaan,” katanya, Rabu (18/12/2024).
Jumlah pelanggan air bersih terbanyak adalah rumah tangga yang berjumlah 80.420 pelanggan dengan volume air bersih yang disalurkan sebanyak 19,67 juta m3 . Sedangkan jumlah pelanggan paling kecil adalah pelanggan khusus yang berjumlah 9 pelanggan
Sementara itu, kapasitas produksi dari tahun 2019 sampai 2023 mengalami peningkatan untuk kapasitas produksi potensial dan kapasitas produksi efektif. Kapasitas produksi potensial di tahun 2019 sebesar 1.780 liter/detik, turun menjadi 1.742 liter/detik di tahun 2023 atau turun sebesar 2,13 persen. Sementara itu, kapasitas produksi efektif mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi sebesar 17,87 persen di tahun 2023 dibandingkan tahun 2019.
“Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelayanan perusahaan dalam menyediakan air bersih meningkat tiap tahunnya,” jelasnya.
Tenaga kerja di PDAM dibedakan menjadi dua jenis yaitu, tenaga kerja teknis dan non teknis. Berdasarkan data yang diterima, jumlah tenaga kerja teknis dan non teknis tidak jauh berbeda signifikan.
Jumlah tenaga kerja teknis dan nonteknis mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2019, tenaga kerja teknis berjumlah 197 pekerja dan meningkat 1,52 persen menjadi 200 pekerja pada tahun 2023.
“Sementara itu, peningkatan tenaga kerja non teknis dari tahun 2019 ke tahun 2023 mencapai 23,65 persen atau bertambah dari 148 pekerja menjadi 183 pekerja,” tuturnya.
Adapun jumlah pelanggan dan volume air bersih yang disalurkan Mas’ud menjelaskan, jumlah pelanggan maupun volume air bersih yang disalurkan memiliki tren yang positif tiap tahunnya. Jumlah pelanggan dan volume air bersih yang disalurkan memiliki korelasi yang positif atau dengan kata lain, jika jumlah pelanggan meningkat maka volume air bersih pun meningkat karena permintaan meningkat.
Selama tahun 2019-2023, jumlah pelanggan PDAM seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Utara mengalami peningkatan sebesar 26.696 pelanggan. Seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan, volume air bersih yang disalurkan pun mengalami peningkatan sebesar 13.658,40 ribu m3.
“Peningkatan volume ini bertujuan untuk memenuhi permintaan yang meningkat, sehingga keduanya mengalami tren positif,” jelasnya lagi.
Struktur input produksi air bersih terdiri beberapa pengeluaran, antara lain pengeluaran operasional, tenaga listrik yang dibayar, bahan kimia, bahan bakar dan pelumas, dan pengeluaran lain.
Dari kelima komponen tersebut, pengeluaran lainnya memiliki persentase terbesar dalam penyusunan struktur input produksi air bersih, yaitu sebesar 59,61 persen atau Rp69,86 miliar
“Pengeluaran lain ini terdiri dari pajak, penyewaan barang, pembelian alat tulis kantor, pemeliharaan, promosi dan iklan, perjalanan dinas, peningkatan SDM, penelitian dan pengembangan, dan penyusutan. Sedangkan komponen yang paling kecil adalah bahan bakar dan pelumas 1,40 persen atau sebesar Rp1,64 miliar,” sebutnya.
Berdasarkan data yang ada, nilai input produksi air bersih memiliki tren positif dari tahun 2019-2023, yaitu meningkat sebesar 15.846 juta rupiah. Faktor terbesar yang mempengaruhi peningkatan ini adalah komponen pengeluaran lain yang meningkat hingga Rp7,90 miliar di tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, struktur nilai output air bersih terdiri dari tenaga listrik yang dijual ke pihak lain, nilai air bersih yang disalurkan dan total nilai pendapatan lainnya. Berdasarkan data yang ada, nilai air bersih yang disalurkan berkontribusi sebesar 92,30 persen dari total nilai output produksi air bersih.
Sedangkan sisanya 7,70 persen adalah nilai pendapatan lainnya. Di Kalimantan Utara tidak ada PDAM yang menjual tenaga listrik yang dihasilkan kepada pihak lain sehingga komponen ini tidak berkonstribusi kepada nilai output.
“Struktur nilai output berdasarkan kabupaten/kota di Kalimantan Utara untuk nilai air bersih yang disalurkan dan nilai pendapatan lainnya paling tinggi adalah Kota Tarakan dengan nilai Rp74,16 miliar dan Rp4,02 miliar,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ikke
Editor: Ramli