benuanta.co.id, BERAU – Badan Pusat Statistik (BPS) Berau merilis persentase angka putus sekolah untuk kelompok remaja usia 16-18 tahun di Bumi Batiwakkal yang tergolong cukup tinggi.
Ini menunjukkan kurangnya minat anak untuk bersekolah. Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi, seperti faktor ekonomi, lingkungan, komunikasi internal keluarga, sosial hingga kesehatan.
Anggota DPRD Berau, Peri Kombong pun turut menyoroti hal tersebut. Menurutnya, pendidikan adalah hal penting masa depan anak untuk mengejar cita-citanya setinggi-tingginya.
Maka dari itu, kasus putus sekolah harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.
“Jangan dibiarkan hal seperti ini, Pemkab Berau seharusnya bisa perhatikan dengan serius terkait angka putus sekolah,” ungkapnya Selasa (19/11/2024).
Peri membeberkan, pihaknya akan melakukan monitoring terkait permasalahan yang ada di lapangan.
“Akar permasalahan akan dicari untuk mengetahui persoalan apa yang memicu terjadinya anak putus sekolah,” ucapnya.
Dikatakannya, putus sekolah merupakan suatu hal yang tidak bisa dinilai berdasarkan satu kesimpulan saja, harus dengan turun ke lapangan sehingga bisa memahami.
“Kita akan lihat nanti apa masalahnya, apakah karena terbentur dengan ekonomi atau karena kurangnya SMA SMK, dari sini akan kita ambil langkah,” ujarnya.
Politikus Gerindra itu menyebut akan berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membahas permasalahan ini.
“Kita akan koordinasi untuk bersama-sama membahas dan mencari solusi persoalan itu, agar angka anak putus sekolah dapat ditekan,” bebernya.
Ia menegaskan, jika putus sekolah terjadi akibat kurangnya minat belajar, maka DPRD meminta seluruh masyarakat khususnya pelajar agar dapat tetap menempuh jalur pendidikan.
“Pendidikan merupakan bekal dalam menentukan kehidupan di masa mendatang. Tentu, harus diberi perhatian lebih untuk mencegah anak-anak Kabupaten Berau putus sekolah,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Nicky Saputra