benuanta.co.id, NUNUKAN – Kunjungan kerja ke Dirjen Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia, Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan bahas persoalan harga rumput laut Nunukan.
Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II, Andi Fajrul Syam, SH, dihadiri Wakil Komisi II, Tri Wahyuni, S.M, Sekretaris Komisi II Ramsah beserta anggota Komisi II, Maradona, SE, Andi Yakub, S.Kep. Ners, H. Firman H Latif, Wayong Salaju, Karunia, S.I.P dan Samuel parangan.
Andi Fajrul Syam mengatakan, kunjungan ini untuk mencari solusi atas berbagai tantangan yang kini dihadapi oleh para pembudidaya rumput laut di Nunukan khususnya terkait harga rumput laut.
“Salah satu isu utama yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah mengenai harga rumput laut yang terus berfluktuasi. Kita sampaikan terkait keluhan dari para petani yang kesulitan menjual hasil budidaya mereka dengan harga yang layak,” kata Andi Fajrul Syam, Senin (4/11/2024).
Selain itu, pihaknya juga menekankan pentingnya pengawasan dan keamanan laut dalam mendukung budidaya rumput laut. Sehingga, DPRD Nunukan mengusulkan adanya kebijakan yang lebih ketat untuk melindungi para nelayan atau pembudiaya dari praktik pencurian dan penangkapan ikan ilegal yang merugikan hasil budidaya.
“Karena jika keamanan laut kita di Nunukan terjamin diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha budidaya rumput laut di Nunukan,” ungkapnya.
Fajrul mengatakan, pihaknya juga membahas terkait kebutuhan akan anggaran dan bantuan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan.
Dikatakannya, Komisi II berharap agar kementerian memberikan dukungan untuk pengembangan infrastruktur dan fasilitas budidaya rumput laut di Nunukan. yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan sektor perikanan di wilayah perbatasan tersebut.
“Kita juga mengangkat isu tentang kemudahan akses bagi pelaku usaha dalam melakukan ekspor dan impor. Kita meminta kementerian untuk mempermudah proses perizinan, sehingga para pedagang dapat lebih mudah melakukan transaksi internasional. Hal ini penting agar produk rumput laut dari Nunukan dapat bersaing di pasar global,” ungkapnya.
Bahkan, Komisi II juga mendesak pemerintah untuk memfasilitasi kerjasama antara Indonesia dan negara tetangga, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok yang diambil dari Tawau, Malaysia dengan sistem kerjasama yang lebih baik dapat mengurangi kendala yang selama ini dialami dalam hal distribusi barang kebutuhan pokok seperti gula dan minyak.
Fajrul menyampaikan, bahwa pertemuan ini tidak lain adalah membahas kebijakan dan kearifan lokal yang ada di Kabupaten Nunukan.
“Dengan pembahasan ini, diharapkan dapat diberikan peraturan khusus yang dapat mendukung pengembangan sektor perikanan, khususnya budidaya rumput laut di Nunukan,” jelasnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Nicky Saputra