benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara serentak untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB), setelah ditemukan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang di Jawa Timur, serta Kabupaten Klaten di Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Utara (Kaltara), Usman saat dikonfirmasi mengatakan bahwa imunisasi polio merupakan program rutin yang dilakukan oleh Dinkes Kaltara.
“Kalaupun ada kasus, biasanya anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Kami (Dinkes Kaltara) senantiasa membuat laporan surveilans untuk mendeteksi jumlah kasus, sehingga sebaran kasus dapat terdeteksi. Tetapi, saya tidak ingat secara jumlah kasus polio,” katanya, Kamis (20/6/2024).
Tahun ini, Dinkes Kaltara menargetkan 13.287 anak dengan rentang usia nol sampai tujuh tahun untuk menjalani program imunisasi BOPV (bivalent oral polio vaccine). Dalam hal ini, Usman mengimbau para orang tua dan masyarakat untuk menyadari pentingnya imunisasi polio guna menjaga kesehatan anak.
“Mari kita berperan aktif dalam menjaga kesehatan anak dan ikuti program imunisasi polio demi kebaikan kita bersama,” ujarnya.
Sebab, polio adalah penyakit yang menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Dalam beberapa kasus, polio bahkan dapat menyebabkan kematian.
“Vaksinasi salah satu cara untuk mencegah penyebaran penyakit ini,” singkatnya.
Dengan memberikan vaksinasi kepada anak, dapat melindungi mereka dari penyakit yang disebabkan oleh virus polio.
“Vaksinasi ini metode terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit menular,” ungkapnya.
Dalam kasus polio, vaksinasi telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah kasus. Bahkan, beberapa dekade terakhir, angka kasus di seluruh dunia menurun drastis dan beberapa negara telah bahkan mengeliminasi penyakit ini sepenuhnya. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Nicky Saputra